Formulasi Insektisida
Untung,
(2003 : 213) membagi formulasi insektisida sebagai berikut:
1.
Emulsifiable
Concentrates (EC), yaitu formulasi yang paling banyak diproduksi, terdiri
atas campuran bahan aktif, perantara/emulsi (emulsifier), suatu emulsi minyak-dalam-air terbentuk bila formulasi
ini dicampur dengan air akan terbentuk cairan seperti susu. Emulsifier
memungkinkan melarutkan bahan kimia yang sukar larut dalam air, mengurangi
tekanan permukaan dari semprotan sehingga dapat lebih menyebar dan membasahi
permukaan yang disemprot sehingga memungkinkan terjadinya kontak yang lebih
baik dengan kutikula serangga.
2.
Wettable Powders
(WP), yaitu dalam bentuk tepung, kering dan agak pekat ditujukan agar dapat
diencerkan dan larut dalam air untuk disemprotkan. Dibandingkan dengan EC, WP mempunyai
toksisitas pada tanaman yang rendah tetapi kurang baik untuk alat penyemprot
karena menyebabkan macet pada nozzle sehingga perlu pengadukan.
3.
Flowable Powder (F),
formulasi dalam bentuk padat atau semi padat dan dicampur dengan formulasi EC
kemudian digiling secara basah dengan bahan pembawa/diluent dan air sehingga diperoleh bahan teknis yang tergiling
halus dan basah seperti puding.
Formulasi ini dicampur dengan air untuk dapat disemprotkan, dan harus selalu
diaduk agar tidak terjadi pengendapan.
4.
Soluble Powder (SP),
formulasi berbentuk bubuk kering ditambah dengan bahan inert (membantu pelekatan) dan bahan pembantu untuk menyebarkan pada permukaan
tanaman. Formulasi ini dapat larut dalam
air dan mengandung 75-95% bahan aktif. Formulasi ini dapat diaplikasikan
sebagai racun kontak maupun racun perut, adanya inert maka dapat
diaplikasikan pada musim penghujan.
5.
Solutions (S),
formulasi ini jarang digunakan untuk tanaman karena fitotoksitas yang
tinggi. Umumnya digunakan utnuk
mengendalikan serangga yang menyerang ternak, jentik-jentik nyamuk yang ada
pada permukan air.
6.
Dust (D), formulasi ini dalam bentuk
debu, tidak efektif bila digunakan dalam kondisi berangin karena sedikit yang
mengenai sasaran dan bayak yang tertiup angin, berbahaya bagi imago parasitoid
ordo hymenoptera.
7.
Granules (G),
yaitu dalam bentuk butiran dalam aplikasinya cukup dibenamkan dalam tanah di
sekitar pangkal akar tanaman atau disebarkan di sekitar tanaman, formulasi ini
efektif untuk mengendalikan hama
di tanah.
8.
Aerosol (A),
formulasi ini dibuat dengan cara insektisida dilarutkan dalam zat pelarut
berupa minyak yang menguap. Larutan
kemudian diberi tekanan udara dalam kaleng dengan gas propelan seperti
karbondioksida atau fluorokarbon, apabila disemprotkan larutan akan menjadi
partikel-partikel yang sangat kecil dan secara cepat menguap meninggalkan
droplet-droiplet mikroskopik di udara.
Formulasi ini biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, di
pekarangan atau di rumah kaca.
No comments