Peranan Ekologi Bagi Manusia
Manusia
adalah organisme heterotrof di bumi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menyebabkan manusia
mengeksplorasi, mengolah dan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dengan mudah mengubah
kondisi lingkungannya sesuai keinginannya. Dengan keberhasilannya ini dengan
mudah menyebabkan laju peningkatan populasi manusia yang relative tinggi (2%)
pertahun.
Makin
meningkatnya pemanfaatan sumberdaya yang diperlukan manusia telah menyebabkan
makin menciutnya luas lingkungan alami dan makin bertambahnya lingkungan
buatan. Akibat kegiatan manusia tersebut adalah pencemaran lingkungan oleh
limbah buangan industri, kelangkan dan kepunahan species berbagaim organisme,
terjadinya perubahan pola cuaca maupun iklim, semakin lebarnya lubang ozon,
timbulnya berbagai jenis penyakit yang berbahaya dan lain-lain. Manusia kini
dihadapkan pada 2 tantangan, yaitu; 1) menjaga kelestarian ketersediaan
sumberdaya, 2) memelihara kondisi lingkungannya.
Menghadapi
kedua tantangan tersebut, ekologi sangat berperan, misalnya
penelitian-penelitian yang menghasilkan pemahaman mengenai berbagai aspek
ekologi dari suatu populasi, komunitas ataupun ekosistem sehingga faktor-faktor
penting dapat diketahui dengan tepat serta menghasilkan peramalan yang lebih
akkurat. Hal ini dapat mendukung upaya-upaya yang akan dilakukan manusia,
karena adanya acuan yang lebih baik untuk mencegah terjadinya
perubahan-perubahan maupun kerusakan yang dapat merugikan kondisi lingkungan
serta menjaga kesinambungan ketersediaan sumberdaya agar lestari dan
pemanfaatannya dapat berkelanjutan.
Ekologi
hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai terapan
dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut masalah-masalah
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan
konservasi satwa liar. Kisaran toleransi dan faktor-faktor pembatas telah
banyak diterapkan dalam bidang-bidang tersebut. Konsep-konsep tersebut juga
telah melandasi penanganan berbagai masalah seperti pengendalian hama dan
penyakit, penggunaan berbagai species hewan tertentu sebagai indicator
menunjukkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan, hubungan predator mangsa
dan parasitoid – inang, vector penyebar penyakit, pengelolaan dan upaya-upaya
konservasi satwa liar yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya)
maupun exsitu ( pemeliharaan di lingkungan buatan yang menyerupai habitat
aslinya) dan lain-lain. Banyak masalah-masalah yang terpecahkan dengan
mempelajari ekologi hewan yang senantiasa berlandaskan pada konsep efisiensi
ekologi.
No comments