Karakteristik Hutan dan Lahan Tropika
Hutan di Indonesia yang tergolong hutan tropis basah dengan curah hujan tinggi dan matahari bersinar sepanjang tahun, dari segi biofisik berbeda dengan hutan di daerah empat musim. Karena itu pengelolaannya juga sangat berbeda. Perbedaan mendasar dalam pengelolaan hutan di daerah tropika dengan hutan di daerah empat musim disebabkan oleh perbedaan kondisi iklim, kepekaan terhadap degradasi, kekayaan jenis dan faktor pengelolaan.
Curah hujan dan intensitas cahaya matahari di daerah tropika sangat tinggi sehingga membuat kondisi lebih panas dan kering. Faktor-faktor tersebut membuat tanah tropika amat peka terhadap erosi dan peka terhadap kebakaran. Ekosistem alami di kawasan tropika seringkali amat rentan terhadap degradasi. Penebangan, kebakaran, penggembalaan, budidaya pertanian dan perladangan berpindah membuat vegetasi asli sulit untuk pulih kembali (Andriyani, dan Saputra, K.T., 2005). Perambahan hutan dan model-model pertanian yang tidak berkelanjutan telah mempercepat degradasi lahan dan penurunan kesuburan tanah yang sangat cepat. Lapisan olah tanah telah hilang, tanah menjadi keras sehingga vegetasi apapun sulit untuk tumbuh.
Oleh karena itu sekali hutan hujan tropika rusak maka tidak akan pernah pulih kembali dengan komposisi dan struktur yang sama seperti semula. Ekosistem tropika kaya akan jenis, namun sebagian jenis yang ada mempunyai kerapatan yang rendah, sehingga diperlukan daerah yang luas untuk melestarikannya agar kelangsungan hidupnya terjamin. Di kawasan empat musim, hutan yang luasnya hanya beberapa ratus hektar dapat memiliki sejumlah besar jenis yang stabil. Hal ini jarang terjadi di wilayah tropika, sebaliknya pulau-pulau kecil semacam itu akhir-akhir ini dengan cepat kehilangan sebagian besar jenis yang terdapat di dalamnya.
Pengelolaan hutan di wilayah tropika sampai saat ini dirasakan masih kurang efektif, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman ekologi tropika yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan ekologi empat musim. Pembangunan dan rehabilitasi hutan di daerah tropika pada dasarnya adalah pembangunan ekosistem, bukan penanaman pohon per pohon. Dalam pembangunan ekosistem terkait semua aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan dimana manusia memegang peranan pokok. Dari sudut pandang ekologi, telah diketahui bahwa pohon-pohon yang besar di hutan tropika tumbuh pada tanah-tanah mineral yang kurang subur, dimana sebagian besar unsur hara disimpan dalam bagian pohon di atas tanah. Lapisan humus yang tipis menyebabkan tanah mineral cepat terbuka bila pohon ditebang.
Penurunan kesuburan tanah hutan selain karena terputusnya siklus zat hara tertutup, juga diperberat oleh seringnya terjadi kebakaran hutan akibat perladangan berpindah, sehingga pada akhirnya lahan terbuka yang terbentuk ditumbuhi alang-alang.
No comments