Pengaruh Sea Level Rise terhadap Kota Pantai
Karena peningkatan kegiatan manusia khususnya kegiatan industri, pembangunan gedung-gedung dengan seluruhnya hampir tertutup kaca akhir-akhir ini, maka efek rumah kaca (green house effect) juga meningkat. Salah satu akibat dari peningkatan efek rumah kaca ini adalah terjadinya pemanasan suhu di bumi (global warming) yang pada gilirannya akan terjadi pemuaian air laut yang berakibat pada Sea Level Rise (selanjutnya disebut SLR). MenurutIPCC (1990) diperkirakan akan terjadi SLR sebesar kira-kira 1 meter pada tahun 2100 dihitung mulai tahun 1990 .
Terjadinya SLR tersebut akan mengakibatkan mundurnya garis pantai. Prakiraan mundurnya garis pantai akibat SLR dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila dianggap profil pantai setelah SLR adalah tetap, maka besarnya kemunduran garis pantai adalah sebanding dengan SLR dibagi dengan landai pantai. Meskipun pendekatan ini mudah dan cepat pemakaiannya, namun tentunya kurang realistis karena dengan adanya SLR akan diikuti oleh erosi atau sedimentasi.
Kemunduran garis pantai pada pantai berpasir umumnya tidak seberapa besar dibanding pantai berlumpur. Pada pantai berlumpur, erosi pantai akan lebih cepat lagi karena material halus akan tercuci.
Pada pantai lumpur seperti di dataran pantura, landai pantai pada umumnya relatif kecil (sekitar 0,01), dengan demikian kemunduran garis pantai akan sangat besar. Di Indonesia daerah-daerah demikian banyak terdapat di pantai uatara Pulau Jawa, pantai-pantai Pulau Kalimantan, pantai timur Pulau Sumatra, dan Papua.
Dengan mengasumsikan kemunduran garis pantai rerata akibat SLR sekitar 50 m, maka dengan panjang pantai kepulauan Indonesia total sekitar 80.000 km berarti lahan pantai yang hilang per 100 tahun mencapai 400.000 Ha atau 4.000 Ha per tahun.
Dampak lain akibat SLR adalah terjadinya peningkatan frekuensi dan intensitas banjir. Hal tersebut dikarenakan efek pembendungan oleh adanya SLR. Pembendungan ini mengakibatkan kecepatan berkurang dan laju sedimentasi di muara akan bertambah yang berarti mengurangi luas tampang basah sungai di muara. Pendangkalan muara akan menimbulkan juga efek pembendungan yang cukup signifikan yang pada gilirannya akan meningkatkan frekuensi banjir karena kapasitas tampang sungai yang terlampaui oleh debit sungai.
Intrusi air laut ke darat juga merupakan masalah serius bagi kota-kota pantai. Adanya pemanfaatan air tanah yang tidak memperhitungkan keseimbangan mengakibatkan turunnya permukaan air tanah yang selanjutnya memberikan tingkat kemudahan bagi terjadinya intrusi air laut ke darat. Dengan adanya SLR juga mengakibatkan volume air laut yang mendesak ke dalam sungai akan semakin besar. Air laut yang mendesak masuk jauh ke darat melalui sungai ini merupakan masalah bagi kota-kota pantai yang menggantungkan air bakunya dari sungai.
Terjadinya SLR juga berdampak terhadap keamanan bangunan pantai yang ada. Karena adanya SLR akan menyebabkan peningkatan tinggi gelombang. Selain itu SLR juga akan meningkatkan frekuensi overtopping bangunan tersebut, sehingga tingkat keamanan bangunan berkurang.
Selain dampak-dampak diatas, masih banyak pengaruh SLR yang dapat terjadi antara lain dampak terhadap lingkungan biotik. Dengan adanya SLR lingkungan biotik akan terpengaruh terutama di daerah rawa dan perairan payau.
No comments