Breaking News

Pertumbuhan Gulma


Gulma merupakan tumbuhan yang sangat mudah untuk tumbuh pada setiap waktu dan ruang yang berbeda-beda. Seperti halnya tanaman lain untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal, gulma memerlukan ruang tumbuh, cahaya, air dan unsur hara yang cukup. Tanaman dan gulma memiliki kemiripan dalam penggunaan sarana tumbuh sehingga menyebabkan terjadinya kompetisi diantara keduanya.
Waktu aplikasi dan dosis herbisida berpengaruh terhadap bobot kering gulma. Interaksi waktu aplikasi dan dosis herbisida berpengaruh nyata terhadap bobot kering gulma pada umur  42 hari setelah tanam. Setelah delapan hari penyemprotan daun-daun gulma terlihat menguning dan menunjukkan gejala chlorosis, dan setelah 14 hari penyemprotan hampir seluruh daun telah mengering, sebagian ada yang gugur dan mulai terdekomposisi. Keadaan ini menguntungkan bagi biji-biji gulma yang ada di permukaan tanah, sehingga dormasi dari biji-biji tersebut dapat terpatahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutman dan Richardson (1977) bahwa awal proses penuaan daun terjadi 14 hari setelah penyemprotan pertama, setelah itu dapat dilanjutkan untuk penyemprotan berikutnya. Selain itu efektifitas pengendalian juga dipengaruhi oleh kemampuan gulma yang tumbuh kembali dalam menghadapi persaingan. Penyebab terjadinya gulma dominan akibat dari potensi tumbuh dari gulma yang tumbuh bersama-sama lebih mampu bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat Lamid (1996), bahwa jenis gulma yang sangat kompetitif lebih mampu bersaing bila dibandingkan dengan yang non-kompetitif sehingga bisa menguasai ruang tumbuh. Penurunan bobot kering gulma menunjukkan tingkat persaingan antara gulma dan tanaman jagung manis lebih kecil.
Bobot kering gulma dipengaruhi juga oleh dosis herbisida. Pada umur 42 hari setelah tanam, perlakuan glifosat 3 l/ha menghasilkan bobot kering paling besar dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis glifosat 4.5 l/ha tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Keadaan ini disebabkan oleh perbedaan banyaknya bahan aktif yang dikandung oleh masing-masing tingkat dosis, sehingga berpengaruh terhadap efektifitas glifosat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lamid et al. (1999) dan Sutanto (1997), bahwa  penurunan bobot kering gulma pada penyiapan lahan padi sawah TOT + glyfosat 4.5 l/ha lebih kecil (17.1%) bila dibandingkan dengan TOT + glyfosat 6 l/ha (50.6%)

No comments