Allelopathy
Allelopathy berpengaruh dalam pertumbuhan
tumbuhan disekitarnya. Allelopathy dapat menghambat atau mematikan
pertumbuhan/perkecambahan. Hal ini sesuai dengan Anonimc (2009 : 1)
bahwa zat-zat penghambat tumbuh yang paling umum adalah senyawa-senyawa
aromatic seperti fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organik dan asam
lemak bahkan ion-ion logam dapat juga bertindak sebagai penghambat. Pengaruh
buruk dari alleolopathy berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan
perpanjangan sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ),
penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa
protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Hambatan allelopathy dapat
pula berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan
pertumbuhan tanaman, gangguan sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian
tanaman.
Perkecambahan
benih dapat dipengaruhi oleh faktor yang meliputi : tingkat kemasakan benih,
ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang
meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Hal ini sesuai
dengan Sutopo
(1983) bahwa benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis
tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang
demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki
cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Karbohidrat,
protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Ukuran benih
mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin
besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Benih
dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun
diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab
dormansi antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air atau
gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan
perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat
perkecambahan. Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan
benih. Zat-zat tersebut adalah herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung
dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi,
serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua
persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang
sebagai penyebab dormansi.
Proses
penyerapan terhadap air, juga dilakukan oleh benih tanaman. Hal ini sesuai
dengan Anonimg (2009 : 1) bahwa faktor yang mempengaruhi penyerapan
air oleh benih ada dua, yaitu sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang
tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah
bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya. Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih
hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida,
air dan energi. Pada umumnya, proses perkecambahan dapat terhambat bila
penggunaan oksigen terbatas. Temperatur harus dikendalikan dengan teliti
beberapa macam benih berkecambah diatas suatu batas yang lebar dari temperatur
yang wajar, tetapi yang lain mulai tumbuh dengan segera hanya dibatas yang
sempit. Benih berkecambah biasanya pada temperatur dimana benih itu telah
menyesuaikan dengan iklim di tempat benih tersebut dihasilkan. Ketersediaan air
di lingkungan sekitar benih merupakan faktor penting. Kurang tersedianya air
pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk
berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi.
Perkecambahan
pada biji kacang hijau maupun jagung tidak terjadi. Hal ini disebabkan karena
praktikan tidak melakukan prosedur percobaan sebagai mana mestinya. Yakni
menetesi biji kacang hijau dan jagung sebanyak 10 tetes setiap harinya secara
rutin. Menurut Anonimc (2009 : 1), bahwa laju perkecambahan juga tergantung pada tanggapan dari jenis benih terhadap
daya penghambat dari allelopathy dimana benih jagung memiliki laju
perkecambahan benih yang lebih lambat dari benih kacang hijau. Hal ini karena
kondisi benih jagung yang lebih memungkinkan untuk menerima daya
penghambat dari allelopathy dibandingkan benih kacang hijau.
No comments