Analisis Kromosom
Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat
didalam setiap sel mahluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom
yang terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh (kromosom 1 s/d kormosom 22) dan 1
pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Setiap
orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom dari ayahnya dan 1 dari ibunya,
dengan kata lain setiap orang mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh
sperma) dan 23 kromosom dari ibunya (dibawa oleh sel telur), yang kemudian
total menjadi 46 kromosom (23 pasang) setelah pembuahan. Kromosom yang terdapat
dalam sebuah sel tidak pernah sama ukurannya. Berdasarkan letak sentromer dapat
dibedakan beberapa bentuk kromosom, yaitu metasentris, submetsentris,
akrosentris, dan telosentris.
Tiap untaian kromosom membawa informasi genetik yang
sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi
tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi
pembentukan protein-protein tubuh dan dapat mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau bayi yang tidak normal.
Ada beberapa indikasi pada pemeriksaan kromosom, yaitu
hambatan (retardasi) perkembangan psikomotorik yang nampak jelas, kelainan
bawaan/kongenital kecil atau multiple,
dan pemastian terhadap dugaan sindrom sitogenetik tertentu, karena gambaran
keadaan kliniknya. Analisis kromosom dapat dilakukan dengan cara mengkultur
atau membiakkan sel yang diperoleh dari :
- darah tepi (peripherial blood),
memerlukan 3-4 hari kultur
- biopsi kulit, menghasilkan fibroblas
- sumsum tulang, digunakan untuk diagnosis keganmasan hematologis.
- Fetal cells, berasal dari cairan amnion (amniosentesis) dan
biopsi villi khorialis.
Pemeriksaan kromosom nampak pada saat sel sedang
membelah. Cara langsung untuk memeriksanya adalah dengan melihat pada sel yang
langsung membelah di sumsum tulang (sternum, krista iliaka, dan tubercositas
tibiae).
Pemeriksaan kromosom tidak langsung dilakukan dengan
memicu agar sel dapat membelah (PHA) sehingga dapat dibiakkan menjadi sel darah
tepi fibroblas.
Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan dengan menggunakan
Kolkhisin, yaitu untuk menghentikan pembelahan mitosis berakibat pada tidak
terbentuknya benang spindel, sehingga mitosis berhenti pada tahap metafase, dan
kromosom dapat terlihat dengan jelas. Kolkhisin ini diberikan pada akhir
proses, lalu diberi zat warna agar kromosom dapat terlihat jelas. Metode ”Pita
Kromosom” membuat setip kromosom dapat dikenali lebih mudah karena pita yang
terlihat berbeda.
Dalam mengidentifikasi kromosom, kromosom diberi warna
atau pewarnaan banding/pita/corak
kromosom dan yang umum digunakan adalah G banding
(Giemsa).
Penggolongan kromosom manusia (klasifikasi Denver)
berdasarkan 2 hal, yaitu urutan besar atau kecilnya kromosom dan letak
sentromer pada kromosom tersebut.
No comments