Isolasi DNA
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting
dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik
makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Suryo 2004: 57).Keseluruhan
DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang
fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen
danintergen(Campbell dkk.2004:221).DNA organisme prokariot dan eukariot
mempunyai perbedaan bentuk. Organisme prokariot memiliki DNA berbentuk
sirkular, sedangkan organisme eukariotik mempunyai DNA berbentuk linier. DNA
eukariot terletak dalam inti sel, sedangkan DNA prokariot terletak dalam
sitoplasma (Jusuf , 2001:7).
Struktur DNA pertama kali dijelaskan oleh James Watson dan Francis Crick. Mereka memperoleh model DNA dari hasil foto difraksi sinar X yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa struktur DNA merupakan rantai ganda (double helix). Untai ganda tersusun dari dua rantai polinukelotida yang terpilin. Kedua rantai memiliki susunan antiparalel, yaitu satu rantai berorientasi dari ujung 5’ ke 3’sedangkan yang lain berorientasi ujung 3’ ke 5’. Ujung 5’ merupakan ujung yang berakhir dengan gugus 5-fosfat dan ujung 3’ berakhir dengan gugus OH. Kedua rantai dihubungkan dengan ikatan hidrogen yang memghubungkan kedua basa nitrogen (Sadava dkk.2004:218--220). Komponen nukleotida DNA adalah gula, fosfat, dan basa nitrogen. Komponen gula pada DNA adalah gula deoksiribosa, yaitu gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen. Basa yang ada pada DNA ada dua macam, yaitu purin dan pirimidin. Purin terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu adenin dan guanin. Pirimidin terdiri dari dua jenis, yaitu timin dansitosin (Sadava dkk.2004:219). DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Hal tersebut dikarenakan DNA merupakan molekul kehidupan utama di dalam sel makhluk hidup.
Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk hidup
(Sadava dkk.2004:220).
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan
molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis, yaitu
fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri (Suryo 1999:59).
DNA eukariot tidak
hanya dijumpai pada nukleus, tetapi dapat ditemukan pada mitokondria dan
kloroplas. DNA yang diisolasi dari kloroplas menunjukkan sifat berbentuk
sirkular, terdiri dari untai ganda, replikasi semikonservatif, dan bebas dari
protein histon. DNA kloroplas penting dalam proses fotosintesis (Raven &
Johnson 2002: 94). DNA juga dijumpai pada organisme prokariotik. DNA prokariot
mempunyai DNA ekstranuklear yang dinamakan plasmid. Plasmid merupakan DNA yang
tidak terlalu esensial bagi fungsi kehidupan bakteri, tetapi penting dalam
pengaturan siklus hidup dan perumbuhan dalam lokasi hidupnya.
Kebanyakan plasmid
adalah sirkular dan tersusun dari beberapa ribu pasangan basa. Plasmid
mempunyai titik ori (origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri
tanpa pengaturan dari DNA kromosom. Replikasi dimulai dari titik ori hingga
semua plasmid tereplikasi (Pierce2005:203). Isolasi DNA merupakan langkah yang
tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada
bagian atas tabung.
Hasil sentrifugasi
akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian
atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell dkk. 2002: 115). Presipitasi
merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari
campuran (Alberts dkk. 1994: 254). Sebuah
difenilamin (DPA) indikator akan mengkonfirmasi keberadaan DNA. Prosedur ini
melibatkan hidrolisis kimia DNA: ketika dipanaskan (misalnya ≥ 95 ° C) dalam
asam, reaksi memerlukan gula deoksiribosa dan karena itu spesifik untuk DNA.
Dengan kondisi tersebut, 2-deoksiribosa akan dikonversi ke w-hydroxylevulinyl
aldehida, yang bereaksi dengan senyawa, difenilamin, untuk menghasilkan senyawa
berwarna biru. Konsentrasi DNA dapat ditentukan mengukur intensitas
absorbansi larutan pada 600 nm dengan spektrofotometer dan membandingkan dengan
kurva standar konsentrasi DNA diketahui. Mengukur
intensitas absorbansi larutan DNA pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm
digunakan sebagai ukuran kemurnian DNA. DNA menyerap sinar UV pada 260 dan 280
nanometer, dan protein aromatik menyerap sinar UV pada 280 nm, sebuah sampel
DNA murni memiliki rasio 260/280 pada 1,8 dan relatif bebas dari kontaminasi
protein. Sebuah persiapan DNA yang terkontaminasi dengan protein akan memiliki
rasio 260/280 lebih rendah dari 1,8. DNA bisa diukur dengan memotong DNA dengan
enzim restriksi, menjalankannya pada gel agarosa, pewarnaan dengan bromida
etidium atau noda yang berbeda dan membandingkan intensitas DNA dengan penanda
DNA konsentrasi dikenal.
Menggunakan
teknik Southern blot ini diukur DNA dapat diisolasi dan diperiksa lebih lanjut
menggunakan analisis PCR dan RFLP. Prosedur ini memungkinkan diferensiasi
diulang dalam urutan genom. Ini adalah teknik-teknik yang ilmuwan forensik
digunakan untuk perbandingan, identifikasi, dan analisis.
Zubaidah (2004) dalam
Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk
sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai
cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil
yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida
dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA
dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada masing-masing buah berbeda,
dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar air, maka sel
yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang
terpretisipasi juga akan sedikit. Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat
menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi
hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membrane membentuk senyawa
“lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena
protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga
dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia.
No comments