Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Setiap
tumbuhan pasti mengalami fase perkecambahan.
Beberapa
biji dapat mengalami perkembangan jika berada di kondisi lingkungan yang sesuai. Namun, beberapa biji yang
lain berada dalam masa dormansi. Artinya, biji
tersebut tidak tumbuh dan berkembang. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya
terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Lembaga tumbuhan memiliki tiga bagian, yaitu
akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon ), batang lembaga (kalkulus).
Awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya
masa dormansi pada biji.
Berakhirnya
masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji, disebut juga
proses imbibisi.
Tahap berikutnya adalah tumbuhan akan melakukan proses
perbanyakan sel atau pembelahan aktif, namun
sel-sel yang dibentuk belum
mengalami diferensiasi. Setelah mencapai massa sel tertentu,
tumbuhan akan melakukan proses
diferensiasi. Diferensiasi adalah proses pertambahan jenis dan
fungsi sel yang jelas. Setelah itu akan dibentuk organ-organ melalui
proses organogenesis. Proses organogenesis
berbagai organ yang berbeda bentuk serta berguna untuk melengkapi struktur dan
fungsi makhluk hidup disebut perkembangan atau morfogenesis. Apabila daun sudah
terbentuk, tumbuhan sudah mampu melakukan proses fotosintesis, yang akan
menghasilkan energi. Energi ini akan digunakan
untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
Perkecambahan di bagi dalam 2 tipe, yaitu perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan
epigeal adalah perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan
tanah. Kotiledon akan mengalami proses
pembelahan yang sangat cepat untuk
membentuk daun. Yang
pada umumya termasuk dikotil. Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah
perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke
permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada di dalam tanah. Pada
umumnya termasuk monokotil.
Kacang
hijau adalah salh satu contoh tanaman yang memiliki tipe perkecambahan epigeal,
karena kotiledonnya terangkat ke atas.
Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam
Proses Perkecambahan
Pada proses perkecambahan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor
dalam meliputi :
1. Tingkat
kemasakan benih:
Biji
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak mempunyai viabilitas
tinggi, bahkan pada beberapa jenis tanaman benih demikian tidak akan dapat
berkecambah. Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan
makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio terjadi sempurna.
2. Ukuran
benih :
Di dalam jaringan penyimpanannya
benih memiliki karbohidrat,
protein,
lemak dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan
baku
dan energi pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran
besar
dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan yang
kecil,
mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran benih menunjukkan korelasi
positif
terhadap kandungan protein pada benih sorgum, makin besar/berat ukuran
benih
maka kandungan proteinnya makin meningkat pula.
3. Dormansi
:
Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu
sebenarnya viable
(hidup)
tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan
lingkungan
yang memenuhi syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini
dapat
berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung
pada
jenis benih dan tipe dormansinya. Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor
antara lain
: impermiabilitas kulit biji baik terhadap gas ataupun karena
resistensi
kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudiameter, dormansi
sekunder
dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan
khusus
maka benih yang dorman dapat dirangsang untuk berkecambah, misal :
perlakuan
stratifikasi, direndam dalam laruta sulfat, dan lain lain.
4. Penghambat
perkecambahan
Penghambat
perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya
larutan dengan nilai osmotik yang tinggi
serta bahan yang menghambat lintasan metabolik
atau menghambat laju respirasi.-Kuswanto (1996)
Faktor luar meliputi :
1. Air
Air merupakan salah satu syarat penting bagi
berlangsungnya proses
perkecambahan.
Dua fakor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah
sifat
dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang
tersedia
pada medium di sekitarnya. Banyaknya air yang diperlukan bervariasi
tergantung
kepada jenis benih. Tetapi umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali
dari berat keringnya. Tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh
temperatur,
temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatknya kebutuhan air.
2.
Temperatur
Temperatur
merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan
benih.
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya
perkecambahan. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase
perkecambahan
yang tertinggi. Temperatur optimum bagi kebanyakan benih
tanaman
benih antara 26,5 – 35oC. Di bawah itu pada temperatur minimum
terendah
0 – 5oC kebanyakan jenis benih akan gagal untuk berkecambah atau
terjadi
kerusakan yang mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.
saat
perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula
dengan
meningakatnya pengambilan oksogen dan pelepasan karbondioksida, air
dan
energi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
mengakibatkan
terhambatnya proses perkecambhan benih.
3.
Cahaya
Hubungan
antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol
oleh suatu sistem pigmen yang dikenal
sebagai phytochrome yang tersusun dari
chromophore dan protein. Chromophore
adalah bagian yang peka pada cahaya.
Benih yang dikecambahakan dalam kedaan
gelap dapat menghasilkan kecambah
yang mengalami etiolasi yaitu terjadinya
pemanjangan yang tidak normal pada
hipokotil atau epikotilnya, kecambah
berwarna pucat serta lemah.
4.
Medium
Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah mempunyai sifat
fisik yang baik, gembur, mempunyai
kemampuan menyimpan air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit utama
cendawan ”damping off”. Tanah dengan
tekstur lempung berpasir dan dilengkapi
dengan bahan-bahan organik merupakan
medium yang baik untuk kecambah yang
ditransplantingkan ke lapangan. Pasir
dapat digunakan sebagai medium
dipersemaian. Kondisi fisik dari tanah sangat
penting bagi berlangsungnya kehidupan
berkecambah menjadi tanaman dewasa.
Benih akan terhambat perkecambahnnya
pada tanah yang padat, karena benih
berusaha keras untuk menembus ke
permukaan tanah. Selain medium, tingkat
kedalaman penanaman benih juga dapat
mempengaruhi perkecambahan benih.
Hal ini juga mempunyai hubungan erat
dengan kondisi fisik tanah. Pada tanah
gembur
benih yang ditanam sedikit dalam tidak akan banyak mempengaruhi
perkecambahan.
Berbeda dengan tanah yang lebih padat dimana sebaiknya benih
ditanam
tidak terlalu dalam untuk memudahkan kecambah muncul ke permukaan.
Pengaruh Jenis Air terhadap Pertumbuhan
Kacang Hijau
1. Air
Gula :
Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula
paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa
padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis
dan keadaan makanan atau minuman.
Gula sederhana, seperti glukosa
(yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi
yang akan digunakan oleh sel.
2. Air Keran:
Air adalah zat atau materi atau unsur
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi,tetapi tidak di planet lain.]Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut
(air
asin)
dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi
juga dapat hadir sebagai awan,
hujan,
sungai,
muka air tawar,
danau,
uap
air,
dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus
air,
yaitu: melalui penguapan, hujan,
dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air,
sungai,
muara)
menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub
utara dan selatan planet Mars,
serta pada bulan-bulan Europa
dan Enceladus.
Air dapat berwujud padatan
(es), cairan
(air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur
sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004
tentang Sumber Daya Air
·
Sifat Air :
1.
Elektrolisis air
Molekul
air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses
ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron,
tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-).
Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2),
melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+
dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa
molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat
dituliskan sebagai berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini
membentuk gelembung pada elektroda
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan
hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.
2.
Kelarutan (Solvasi)
Air
adalah pelarut yang kuat,
melarutkan banyak jenis zat
kimia.
Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut
sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta
air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut
sebagai zat-zat "hidrofobik"
(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi
gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut
dan akan mengendap dalam air.
3.
Tegangan
Permukaan
Air
memiliki tegangan
permukaan
yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah
permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air
tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas
yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film)
karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih
kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan
membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu,
permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. Irvin Langmuir mengamati
suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan hidrofilik. Untuk
melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik — dalam arti melepaskan lapisan
yang terikat dengan kuat dari hidrasi air — perlu dilakukan kerja
sungguh-sungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi.
Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam
rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi
telah dipelajari secara ekstensif oleh V. Adrian Parsegian
dari National
Institute of Health. Gaya-gaya ini
penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan
ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).
3.
Air Beras :
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung
pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein,
beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar
karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan,
selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras
terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit.
Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit.
Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
No comments