APLIKASI BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME PADA BAHAN PANGAN
Bioteknologi adalah penggunaan
biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan
barang atau lainnya bagi kepentingan manusia, termasuk kebutuhan pangan.
Bioteknologi
dalam produk susu, pada prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam
laktat. Beberapa contoh produknya adalah:
1 Keju:
menggunakan Propiabacterium (bakteri asam laktat), yang berperan dalam
memberi rasa dan tekstur keju
2 Yoghurt:
menggunakan Lactobacillus bulgaris sebagai pemberi rasa dan aroma, dan Streptococcus
thermophilus untuk menambah keasaman
3 Mentega: menggunakan mikroba Leuconostoc
clemoris
Sedangkan aplikasinya dalam
produk non susu beberapa diantaranya adalah:
4 Roti,
asinan, dan alkohol (bir, anggur, wine, rum) oleh ragi
5 Kecap oleh Aspergillus oryzae
6 Nata
de coco, oleh Acetobacter xilinum. Prinsipnya adalah pemecahan amilum
oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi
7 Cuka,
oleh Acetobacter aseti, alkohol difermentasi dalam kondisi aerob
Selain dalam bidang pangan,
bioteknologi dengan mikroorganisme juga diterapkan dalam industri. Menurut
Anonymous 2008, beberapa contoh produknya adalah:
1 Asam
sitrat, sebagai pemberi cita rasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Dapat
diproduksi dengan mikroba Aspergillus niger dengan substrat tetes gula
dan sirup fruktosa. Asam ini umumnya banyak terdapat pada jeruk
2. Vitamin. Vitamin B1 diproduksi oleh Assbya
gossipii. Vitamin B12 diproduksi oleh Propionibacterium dan Pseudomonas
3. Enzim.
a. Amilase
digunakan dalam produksi sirup, kanji, glokosa. Glukosa isomerase mengubah
amilum menjadi fruktosa yang digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan
sukrosa. Mikroba yang digunakan Aspergillus niger, Aspergillus oryzae,
Bacillus subtilis.
b. Protease digunakan antara lain dalam
produksi bir, roti, protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan
campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein. Mikroba yang digunakan
adalah Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis.
c. Lipase digunakan antara lain dalam
produksi susu dan keju untuk meningkatkan cita rasa. Mikroba yang digunakan Aspergillus niger,
Rhizophus spp.
d Asam amino lisin sebagai asam amino esensial,
dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak, dan asam glutamat sebagai bahan
utama MSG (Mono Sodium Glutamat), keduanya diproduksi oleh Corynobacterium
glutamicum
Cara pengolahan
susu dengan produk akhir berupa yoghurt merupakan salah satu bentuk bioteknologi
sederhana. Yoghurt merupakan minuman segar hasil olahan susu segar yang
difermentasikan dengan cara menambahkan beberapa jenis mikroorganisme Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt bermanfaat baik
bagi lambung dan usus yang terluka. Kadar kolesterol di dalam darah dapat
diturunkan dengan mengkonsumsinya sehingga dapat mencegah terjadinya
penyumbatan pembuluh darah. Secara garis besar, pengolahannya merupakan proses
sederhana meliputi pasteurisasi, pendinginan, inokulasi bakteri, pemeraman dan
penyimpanan. Kualitas yoghurt dipengaruhi oleh suhu dan lama pemeraman,
presentase starter. Secara fisika dan kimiawi, produk yoghurt yang baik adalah
yang memiliki tekstur halus, kental dengan cita rasa spesifik (agak asam) dan berbentuk
seperti bubur atau es krim.
Bahan yang
dibutuhkan untuk membuat yoghurt adalah susu sapi segar yang layak minum. Alat
yang digunakan: gelas plastik, termometer, lemari es, dll. Cara membuatnya:
Susu dipanaskan pada suhu 90ºC. Ini untuk mencegah kontaminasi dan merupakan
kondisi yang baik untuk inokulasi bakteri. Selain itu, perubahan kasein karena
pemanasan akan memberikan hasil akhir yang baik dengan kondisi yang seragam.
Setelah itu, susu didinginkan menjadi 43ºC kemudian diinokulasi dengan 2 % biakan
starter camouran L. bulgaricus dan S. thermophilus dan dipertahankan suhunya
selama 3 jam hingga diperoleh keasaman yang diinginkan (0,85 - 0,95 %) serta
dicapai ph 4,5. Terakhir, produk didinginkan menjadi 5ºC dan selanjutnya dapat
dikemas.
Selain produk
fermentasi, aplikasi yang lain yaitu meat designer. Meat designer adalah daging yang mempunyai beberapa kriteria
yaitu daging yang enak dan tidak amis, tinggi proteinnya dengan komposisi asarn
amino yang smentasi seimbang, bebas residu obat dan mikrobia patogen, seimbang
imbangan asam lemak jenuh dan tidak jenuh, rendah kolesterol dan trigliserida
(lemak).
Mengkonsumsi lemak seperti trigliserida dan kolesterol dalam jumlah yang
berlebihan dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti obesitas, atherosclerosis,
jantung koroner, stroke, kanker dan bahkan kelainan paru‑paru. Dengan
mengkonsumsi daging dengan pertimbangan asam lemak jenuh dan asam. lemak tak
jenuh yang baik dapat mencegah penyakit‑penyakit tersebut di atas serta dapat
meningkatkan kecerdasan pada anak‑anak. Selain itu, kadar protein yang tinggi
dengan komposisi asam amino yang seimbang dalam daging sangat dibutuhkan bagi
pertumbuhan sel‑sel otak pada anak‑anak dan mencegah kerusakan sel‑sel otak
serta mengganti sel‑sel tubuh yang telah mati. Sementara daging yang bebas
residu obat dan mikrobia patogen menjamin keamanan konsumen dari akibat negatif
yang ditimbulkannya. Dan terakhir, daging yang enak dan tak amis dapat
meningkatkan selera konsumen untuk mengkonsumsinya.
Untuk memproduksi Meat designer yang pertama adalah dengan memanfaatkan
mikrobia efektif. Mikrobia efektif merupakan sekelompok mikrobia baik dari
jenis bakteri, kapang, jamur d1l. yang berperan dalam. mengoptimalkan fungsi
organ hewan dan manusia, sehingga akan diperoleh pertumbuhan dan. perkembangan
tubuh yang optimal dan seimbang. Beberapa mikrobia efektif yang sangat terkenal
dan telah banyak digunakan baik sebagai feed additive pada. pakan ternak maupun
produk fermentasi makanan manusia antara lain adalah Lactobacillus bulgaricus, Saccaromyces cereviceae, Rhyzopus oligosporus, Aspergllus
niger, Bacillus subtilis, ragi
roti d1l (Santoso.2005).
Mikrobia
efektif ini jika dikonsumsi akan menekan pertumbuhan mikrobia patogen dalam,
saluran. pencernaan, sehingga keseimbangan mikroflora dalam. saluran pencernaan
akan membaik. Dengan membaiknya. keseimbangan tersebut, maka proses pencernaan
dan penyerapan zat gizi akan optimal, sehingga produktivitas meningkat dan mutu
daging akan lebih baik. Oleh karena mikrobia efektif merupakan mikrobia alami
yang sudah terdapat dalam saluran pencernaan serta sangat berperan dalarn
proses metabolisme, zat gizi, maka penggunaan mikrobia ini sebagai pengganti
antibiotika akan dapat menghasilkan daging, telur dan susu yang bebas residu
antibiotika dan obat‑obatan sintetik lainnya.
Mikrobia efektif akan menurunkan kadar lemak seperti kolesterol dan
trigliserida dalam daging broiler. Sebagai contoh penelitian tentang pemberian
profuk fermentasi ekstrak ikan mackerel. Pemberian produk fermentasi ini
sebesar 2% dari total pakan pada broiler mampu menurunkan kadar lemak karkas,
dan kolesterol daging broiler. Turunnya kolesterol daging, disebabkan oleh
turunnya aktivitas enzim 3‑hydroxy‑3‑methylglutaryi‑CoA reductase di hati,
suatu enzim pembatas dalam sintesis kolesterol. Jadi rendahnya kolesterol
daging ini disebabkan oleh turunnya sintesis kolesterol di hati. Sementara itu
rendahnya kadar trigliserida dan lemak total daging broiler disebabkan oleh
turunnya sintesis asam lemak di hati sebagai akibat turunnya aktivitas enzim
malat dan citrate cleavage enzyme di hati. Pernberian produk ini juga
meningkatkan kadar protein daging dengan asam amino yang seimbang serta
menghasilkan daging broiler yang bebas residu antibiotik dan senyawa sintetik
lainnya. Produk ini kaya akan polipeptida. Telah diketahui bahwa polipeptida
seperti makrokortin dan khemotaktik menghambat aktivitas enzim fosfolipase A2
yang bekerja melepas asarn
arakhidonat dari fosfolipid. Tampaknya peptida dalam produk ini juga berperan
dalam penurunan deposisi lemak dan sintesis kolesterol.
Bacillus subtilis ini banyak terdapat dalam produk seperti natto
(tempe Jepang) dan terasi. Pernberian Bacillus subtilis pada ternak
secara berkesinambungan akan menyebabkan inokulasi Bacillus subtilis dalam saluran pencernaan. Bacillus subtilis dapat
tinggal dan melekat pada dinding saluran pencernaan dan meningkatkan jumlah Lactobacillus
alami, dan kemudian akan menurunkan perturnbuhan mikrobia patogen seperti Escherichia
coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
kultur ini sebesar 1% menurunkan kadar lemak total, trigliserida dan kolesterol
dalam daging broiler. Penurunan kadar trigliserida tersebut disebabkan antara
lain oleh penurunan sintesis asam lemak di hati. Penurunan kadar kolesterol daging
dapat disebabkan oleh penurunan sintesis kolesterol dan atau peningkatan
sintesis asam empedu di hati. Namun kultur ini tidak mampu meningkatkan kadar protein daging broiler.
Pemberian
mikrobia efektif juga mampu
memodifikasi kandungan asam lemak dalam daging. Suatu penelitian dimana
kedelai difermentasi dengan Aspergillus membuktikan hal ini. Pemberian
produk fermentasi ini mampu meningkatkan kadar protein dan abu serta menurunkan
kadar lemak daging broiler. Suatu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
broiler yang diberi dedak yang difermentasi dengan Rhizopus oligosporus menghasilkan
daging dengan kadar asam lemak tak jenuh rantai panjang (PUFA) yang meningkat.
Telah diketahui bahwa mengkonsumsi PUFA seperti DHA dan EPA dapat mencegah
berbagai penyakit degeneratif
Untuk menghasilkan meat designer dengan metode kedua adalah program
pernbatasan pakan pada broiler. Pada dasarnya program pembatasan pakan
merupakan program untuk memberikan pakan pada temak sesuai dengan kebutuhan
hiclup pokoknya pada umur dan periode tertentu. Program ini didasarkan kepada
asumsi bahwa pemberian pakan secara terus menerus merupakan kondisi buatan,
sedangkan pembatasan pakan adalah upaya mengembalikan ternak pada kondisi
alaminya. Dengan program yang tepat, maka daging broiler yang dihasilkan
berlemak (trigliserida dan kolesterol) yang rendah tanpa menurunkan berat
badannya. Program pembatasan model tersebut tidak mampu menurunkan kolesterol
karkas. Adanya program skip‑a‑day
feeding selama 6 hari yang kemudian diikuti dengan pemberian pakan bebas
berprotein tinggi mampu menurunkan kadar kolesterol karkas. Selain itu, program
tersebut juga mampu meningkatkan kadar protein karkas. Program ini juga mampu
meningkatkan rasa dan kadar mineral serta meningkatkan kekenyalan daging
broiler. Rasa enak diduga disebabkan karena meningkatnya kadar kalium dan asam
glutamat dalam daging. Metode ketiga untuk menghasilkan meat designer adalah
pemberian tumbuhan obat sebagai feed additive, contohnya daun katuk.
Daun katuk kaya akan provitarnin A (β‑karoten) dan vitamin C. Suplementasi daun katuk dan ekstraknya akan
meningkatkan kandungan β‑karoten pada
karkas. β‑karoten selain memberi
warna kuning pada karkas, ia juga berfungsi sebagai antioksidan. Di dalam tubuh β‑karoten dapat diubah menjadi vitamin A. β‑karoten juga berfungsi sebagai penurun penimbunan lemak. Senyawa
penting lain adalah PUFA, saponin, tannin dan metilpiroglutamat. Telah
diketahui bahwa PUFA, saponin dan tanin merupakan senyawa aktif penurun lemak.
Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika pernberian daun katuk dan ekstraknya
secara drastris menurunkan kadar lemak (trigliserida dan kolesterol) dalarn
daging. Pernberian ekstrak daun katuk mampu meningkatkan kadar PUFA dalarn
daging. Seiain itu, senyawa metilpiroglutamat dalam saluran pencernaan dapat
diubah menjadi asarn glutamate. Asam glutamate ini berperan dalarn sintesis
asam amino lainnya dan merangsang sintesis protein dalam tubuh. Oleh sebab itu,
pemberian daun katuk dan ekstraknya akan meningkatkan kadar protein dalam
daging (Santoso.2005).
Pemberian daun katuk dan ekstraknya ternyata mampu meningkatkan rasa
daging dan menurunk‑an bau amis daging. Senyawa aktif yang berperan bagi
peningkatan rasa daging diduga metilpiroglutarnat. Metil piroglutarnat dapat diubah
menjadi asain glutamate. Asam glutamate inilah yang merupakan senyawa aktif
rasa pada. daging avam. Selain itu, senyawa aktif lain yang berperan bagi
peningkatan rasa daging adalah kalium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun
katuk dan ekstraknya banyak mengandung mineral kalium.
Selain daun katuk kami juga telah meneliti daunt u‑chung, buah mengkudu
dan daun keji beling. Tumbuhan obat tersebut di atas ternyata sangat efektif
untuk menurunkan penimbunan lemak pada, ayam. Memang, penelitian yang intensif
masih sangat diperlukan untuk mengembangkan tumbuhan obat tersebut sebagai feed
additive pada ayam. Daun katuk dan ekstraknya juga mampu menurunkan
konsentrasi LDL‑kolesterol dan meningkatkan konsentrasi HDL‑kofesterol dalarn
darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa daun katuk berpotensi mencegah penyakit
atherosclerosis.
No comments