Potensi Kehutanan dan Perkebunan
Cengkeh
Cengkeh banyak ditanam
pada daerah ketinggian 400 – 800 m dpl, dengan luas areal 962 Ha,
tanaman cengkeh adalah komoditas idola bagi petani karena mampu memberikan
pendapatan yang cukup tinggi.
Produksi cengkeh mencapai
± 259 ton bunga kering atau rata-rata per hektar 329 kg. Jumlah produksi
cengkeh tersebut terbilang masih rendah tetapi terus diupayakan pemeliharaan
tanaman secara intensif. Tanaman cengkeh berada di beberapa Kecamatan yakni
Puspo 235 Ha, Purwodadi 85 Ha, Tutur 289 Ha, Prigen 104 Ha, Pandaan 77
Ha, Pasrepan 52 Ha, Tosari 44 Ha, Lumbang 41 Ha, Purwosari 32 Ha.
Pengembangan cengkeh dalaksanakan pada daerah potensial
yakni Kecamatan Puspo, Lumbang, Tutur, Purwodadi,
Purwosari dan Prigen.
Industri Kayu
Jumlah perusahaan yang mengelola kayu sebanyak
71 perusahaan yang tersebar di Kecamatan Beji, Kraton, Pandaan Gempol,
Winongan, Sukorejo, Pohjentrek, Prigen, Rejoso, Wonorejo, Rembang, Pasrepan dan
Purwodadi. Adapun jenis produksi : Kayu gergajian, Furniture, Kusen/daun pintu
dan jendela, molding, Dowel, Veneer, LVL (laminating veneer lumber), Kayu
lapis, Flouring, Alat rumah tangga, Souvenir, Finger jointed dan Plywood.
Kapasitas produksi pertahun 3.000 – 50.000 m3. Dengan penyerapan tenaga kerja
11.474 orang.
Industri Rotan
Perusahaan yang mengelola rotan di Kabupaten
Pasuruan sejumlah 13 perusahaan yang tersebar di Kecamatan Sukorejo, Gempol,
Pandaan, Kraton, Beji, Rembang dan Bangil. Jenis produksi yang dihasilkan
adalah mebel rotan, Tikar rotan dan Anyaman rotan, dengan kapasitas produksi
antara 100 – 8000 ton pertahun, dengan penyerapan tenaga kerja 7.714 orang.
Jambu Mente
Potensi Jambu Mete di
Kabupaten Pasuruan seluas 874 Ha berada di Kecamatan Gempol 249 Ha dan Beji 97
Ha dan Rembang 76 Ha, selebihnya sebagaian kecil berada di kecamatan lain.
Sedangkan produksi keseluruhan mencapai 277 ton glondong mentor atau rata-rata
422 kg/Ha. Di Kabupaten Pasuruan terdapat Industri pengolah buah Jambu Mete
yaitu PT. Sekar Alam yang merupakan industri pengolah Jambu Mete terbesar di
Indonesia Timur.
Tanaman ini
selain menghasilkan produk, juga sebagai
upaya pemanfaatan lahan - lahan
kritis/kering dan untuk konservasi tanah
dan air. Pengembangan diarahkan pada
daerah-daerah potensial dan untuk
intensifikasi maupun ekstensifikasi lebih
diutamakan pada daerah sentra-sentra produksi dan
sumberdaya alamnya mendukung, khususnya Kecamatan
Gempol, Beji, Rembang, Sukorejo, Kejayan,
Pasrepan dan Grati.
Kapuk Randu
Kapuk
randu merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik di dataran rendah hingga
ketinggian 800 m dpl.
Kabupaten
Pasuruan adalah salah satu daerah yang sangat potensial tanaman Kapuk Randu
yang mencapai luas 15.733 Ha. Sehingga dalam lambang Kabupaten Pasuruan
terdapat gambar Kapuk Randu yang merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Sentra produksi Kapuk Randu berada di Kecamatan Pasrepan 3.959 Ha, Kejayan
2.046 Ha, Puspo 1.535 Ha dan Kecamatan Lumbang 1.450 Ha serta sisanya tersebar
di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan.
Produksi keseluruhan mencapai 4.353 ton serat bersih atau
rata-rata 326 kg per hektar. Kapuk Randu dikembangkan
merata pada seluruh Kecamatan yang ada
di Kabupaten Pasuruan, hal tersebut
dikaitkan dengan tambahan pendapatan bagi
masyarakat dari tanaman tersebut. Pengembangan/peremajaan
ditujukan untuk mengganti tanaman yang tidak berproduktif atau optimalisasi
lahan antara lain dikembangkan pada lahan
batas kebun, dipinggir jalan desa atau
lahan-lahan terkait dengan upaya konservasi tanah
dan air. Adapun industri Kapuk terdapat diwilayah Kecamatan
Sukorejo, Pandaan, Purwosari. Sedangkan yang berskla kecil (pengodol) terdapat
di Kecamatan Purwosari, Wonorejo, Rembang, Puspo, Sukorejo, Lekok, Tutur,
Pasrepan, Gempol dan Lumbang.
Kelapa
Data tahun 2005 luas
areal tanaman kelapa 3.601 Ha dengan sentra tanaman di Kecamatan Purwodadi 674
Ha, Kecamatan Winongan 289 Ha, Kecamatan Rejoso 348 Ha dan sisanya
tersebar diwilayah Kecamatan lainnya kecuali Tosari. Produksi kelapa secara
keseluruhan mencapai 2.526 ton (Setara Kopra)
Produksi kelapa tersebut
masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan mutu pemeliharaan dan pengembangan
kelapa agar dicapai produksi yang cukup. Belum optimalnya produksi kelapa di
Kabupaten Pasuruan antara lain karena jumlah populasi tanaman kelapa masih
terbatas dan pola usahatani kelapa masih dilakukan secara sambilan (bukan
merupakan tanaman pokok), sehingga intensifikasi kelapa masih harus
ditingkatkan.
Kenanga
Kabupaten Pasuruan
merupakan salah satu daerah yang potensial tanaman kenanga dengan luas areal
324 Ha. Sentra produksi yang terbesar berada di Kecamatan Purwodadi mencapai
luasan 220 Ha. Adapun di Kecamatan lain seluas 104 Ha merupakan wilayah
pengembangan. Produksi keseluruhan mencapai 603 ton bunga basah atau rata-rata
2.899 kg/Ha. Pada daerah sentra tersebut (Purwodadi) terdapat unit-unit
pengolahan yang memanfaatkan hasil dari bunga kenanga menjadi minyak atsiri
bunga kenanga sejumlah 2 unit penyulingan terdiri dari 8 tangki besar
(kapasitas 600 kg/tangki, bunga kenanga) dan 2 tangki kecil (kapasitas 100
kg/tangki, bunga kenanga).
Pada saat
ini harga minyak Kenanga cukup baik ,
maka kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi terus ditingkatkan, lebih lanjut
penanganan pasca panen juga ditingkatkan
sehingga nilai tambah produk tersebut makin
tinggi. Pengembangan diarahkan pada
Kecamatan Potensial : Purwodadi, Purwosari,
Sukorejo, Pandaan, Prigen, Tutur dan Puspo.
Kopi
Merupakan tanaman
perkebunan rakyat yang tumbuh dan berkembang di daerah dataran tinggi. Kopi
jenis Robusta (93 %) diusahakan petani pada ketinggian 400 – 800 m dpl,
sedangkan jenis Arabika (7 %) dikembangkan pada ketinggian mulai 700 – 1.500 m
dpl.
Data tahun 2005 luas
areal tanaman kopi 4.218 Ha yang berada di Kecamatan Tutur 1.801 Ha, Kecamatan
Puspo 1.038 Ha dan Kecamatan Purwodadi 768 Ha serta sebagian berada di
wilayah Kecamatan Pasrepan, Tosari, Prigen, Purwosari dan Lumbang. Produksi
keseluruhan sebesar 958 ton kopi ose atau rata-rata per hektar sebesar 467 kg.
Belum optimalnya
produksi kopi karena masih banyak kebun kopi rakyat yang kurang menerapkan
teknologi pemangkasan sesuai anjuran, di samping masih ada kebun kopi yang
belum dilaksanakan rehabilitasi.
Dalam menunjang kegiatan pasca panen, ada beberapa mesin pengolah
kopi mini untuk mengolah (proses kering) kopi glondong menjadi ose dan
menjadi kopi bubuk sejumlah 6 unit dikelola oleh masing-masing kelompok tani
yang tersebar di Kecamatan Tutur, Purwodadi, Puspo dan Lumbang sedangkan proses
pengolahan kopi secara Fabrikan skala ekspor sejumlah 1 (satu) unit berada di
Kecamatan Pandaan.
Lebah Madu
Beberapa
wilayah di Kabupaten Pasuruan cukup
potensial untuk dikembangkan budidaya lebah
madu dengan jenis lokal (Apis Cerana)
maupun jenis unggul (Apis Melifera). Hal
ini karena didukung banyaknya jenis tanaman
potensial sebagai pakan lebah yang ada
di Kabupaten Pasuruan dan tersebar di
beberapa wilayah antara lain : tanaman Randu,
durian, Sono, Sengon, Mahoni, Jati Kelapa,
Kopi dan beberapa jenis tanaman semusim.
Beberapa sentra pengembangan
budidaya lebah madu meliputi : Beji, Bangil,
Purwosari, Puspo, Tutur, Prigen, Wonorejo,
Pasrepan, Lumbang. Sedangkan produk yang
dihasilkan berupa madu. Jumlah produksi
sebesar 71.287 kg madu.
Tebu
Ada dua pengelola tebu
di Kabupaten Pasuruan yaitu PG. Kedawoeng (Kab.Pasuruan) dan PG. Candi Baru
(Kab.Sidoarjo). Wilayah kerja PG. Kedawoeng meliputi 12 Kecamatan yang tersebar
di Nguling, Lekok, Grati, Winongan, Rejoso Gondangwetan, Pohjentrek, Rembang,
Pasrepan, Purwosari, Wonorejo dan Kejayan sedangkan wilayah kerja PG. Candi
Baru ada di Pasuruan sebelah barat yaitu Kecamatan Gempol, Pandaan, Sukorejo,
Beji, Bangil, Rembang dan Kraton. Adapun lokasi yang tidak ada tanaman tebu
adalah Kecamatan Tosari, Lumbang, Prigen dan Puspo, Purwodadi, Tutur.
Rata-rata setiap tahun
pencapaian areal tebu di wilayah kerja PG. Kedawoeng seluas ± 4.000-5000
Ha, sedangkan PG. Candi Baru pencapaian areal seluas ± 400-900 Ha.
Produksi gula kristal yang disumbangkan petani Pasuruan pada musim giling tahun
2005 sebesar 24.836,17 ton atau rata-rata per hektar adalah 48,68 kuintal
gula pasir dari areal 5.102,10 Ha.
Saat ini pengembangan
diarahkan pada daerah historis penanaman tebu dan pada
daerah-daerah yang potensial (Lahan sawah dan
lahan kering).
I.
KEHUTANAN
Hutan merupakan
kesatuan ekosistem yang mempunyai peranan
penting sebagai salah satu sistem
penyangga kehidupan. Oleh karena itu
hutan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi manusia dan harus dijaga kelestariannya.
Pembangunan Kehutanan
di Kabupaten Pasuruan mempunyai potensi
dan peluang untuk lebih dikembangkan
peranannya dalam pembangunan ekonomi dan
kelestarian lingkungan alam.
Adapun potensi
hutan di wilayah Kabupaten Pasuruan
terdiri dari hutan rakyat dan hutan
negara. Luas hutan negara di Kabupaten
Pasuruan sebesar 31.016,70 Ha yang
terdiri dari :
1.
Hutan
Produksi : 9.517,20
Ha
2.
Hutan
Lindung : 9.795,60 Ha
3.
Hutan
Konservasi :
·
Suaka
alam :
50,40 Ha
·
Tahura :
5.894,30 Ha
·
TN-BTS
: 5.553,60 Ha
·
Hutan
Wisata :
205,50 Ha
Jumlah
: 31.016,70 Ha
Pada Kawasan
Konservasi Sumberdaya Alam berupa Kawasan
Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) dan Taman Hutan
Raya (Tahura) R. Soerjo. Secara rinci
luas Kawasan Konservasi meliputi :
1.
Hutan
Wisata Gunung Baung (Kec. Purwodadi) =
195,50 Ha
2.
Hutan
Wisata Tretes (Kec. Prigen) = 10,00 Ha
Sedangkan hutan
rakyat yang berada di luar kawasan hutan
negara saat ini mencapai 17.832,43 Ha
yang ditanami tanaman produktif dan
tanaman kayu-kayuan.
Di
samping itu untuk melestarikan sumberdaya
alam laut maka upaya konservasi yang
dilakukan adalah dengan penanaman
tanaman Mangrove, yang saat ini luas hutan mangrove 251 ha
tersebar di Kecamatan Nguling, Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil. Hutan
Mangrove berfungsi sebagai pemijahan ikan (Spowning
Ground) dan tempat mencari makan ikan
(Nursery Ground) serta berfungsi sebagai
daerah penyangga kegiatan perikanan.
II. PERKEBUNAN
Pembangunan sub
sektor perkebunan merupakan bagian dari
pembangunan nasional yang mempunyai peranan
penting dalam mendukung terwujudnya
perekonomian yang mantap. Dalam mendukung
terciptanya perekonomian yang mantap tersebut perlu
peningkatan pemberdayaan petani dan
mengoptimalkan sumberdaya alam yang tersedia,
melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitasi
dan diversifikasi pada komoditi perkebunan.
Potensi perkebunan
di Kabupaten Pasuruan berada pada lahan
seluas 31.432,10 Ha dengan jenis komoditi
antara lain Kopi, Kelapa, Cengkeh, Kapuk
Randu, Jambu mente, Kenanga, Tebu dan komoditas minor
lainnya.
|
No comments