Bahan Baku dan Ingredien
1.
Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan
merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi (Tabel).
Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging
segar dan mungkin bertahan selama proses pengolahan. Banyak hewan-hewan yang
disembelih membawa mikroorganisme seperti Salmonella dan Campylobacter,
selain mikrooranisme yang secara alami terdapat pada saluran pencernaan seperti
Clostridium perfringens, Escherichia coli, Yersinia entercolitica dan
Listeria monocytogenes.
Proses pemotongan unggas secara kontinyu,
meningkatkan penularan mikroorganisme dari karkas yang satu ke yang lainnya.
Demikian juga penggilingan daging dalam pembuatan daging cincang dapat
menyebarkan mikroorganisme, sehingga daging cincang merupakan produk daging
yang beresiko tinggi.
2.
Telur
Kulit telur kemungkinan mengandung
Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur
pada waktu telur dipecahkan. Di negara-negara Eropa terjadi peningkatan
gangguan pencernaan karena infeksi oleh S. enteritidis yang berasal dari telur
yang telah terinfeksi. Departemen kesehatan Inggris memberikan peringatan
terhadap penggunaan telur mentah pada makanan yang tidak mengalami pengolahan
lebih lanjut.
3.
Produk-produk Susu
Susu yang telah mengalami pengolahan yang
benar, misalnya pasteurisasi dan sterilisasi, merupakan produk yang aman. Akan
tetapi susu segar yang diperoleh dari hewan sehat bisa terkontaminasi dari
hewan yang menyusui atau dari peralatan dan lingkungan pemerahan susu. Di
Inggris telah dilaporkan keracunan makanan (Salmonellosis) karena mengkonsumsi
susu sapi segar. Gangguan pencernaan juga kadang-kadang terjadi karena proses
pemanasan susu tidak cukup. Produk-produk susu yang disiapkan dari susu yang
tidak mengalami proses pemanasan merupakan produk yang potensial mengandung
Staphylococus auerus, Bacillus cereus, Yersenia enterocolitia monocytogenes.
Pengasaman susu dan fermentasi susu dapat
menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi beberapa
mikroorganisme masih bisa tahan. Walaupun susu telah mengalami pemanasan,
kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena penambahan
ingridien yang tidak mengalami perlakuan dekontaminasi. Adanya L. monocytogenes
pada keju yang dimatangkan diduga karena rekontaminasi selama proses pembuatan
dan penanganan keju.
4.
Ikan dan Kerang-kerangan
Ikan dan kerang-kerangan dapat
terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau dari lingkungan
pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi
limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio
parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan
laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan
dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kuramg baik dapat menyebabkan
terjadinya rekontaminasi. Dalam kerang-kerangan telah ditemukan mikroorganisme
patogen seperti Salmonella, E.coli, V. parahemolyticus, clostridia dan virus.
Bakteri dapat dihilanhkan dengan cara ini kurang efektif untuk virus.
Tabel
4. Bahan Pangan Potensial Sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen
Mikroorganisme
|
Bahan pangan
|
Salmonella
|
Daging
ternak dan daging unggas mentah, susu segar dan telur
|
Clostridium
Perfringens
|
Daging
ternak dan daging unggas, makanan kering, herbs, rempah-rempah,sayur-sayur
|
Staphylococcus aureus
|
Makanan
dingin, produk-produk susu terutama jika menggunakan bahan baku susu mentah
|
Bacillus cereus dan
Bacillus ssp. lain
|
Serealia,
makanan kering, produk-produk susu,daging dan produk-produk daging,herbs,
rempah-rempah, sayur-sayur
|
Escherichia coli
|
Bahan pangan mentah
|
Vibrio
parahaemolyticus
|
Ikan segar
dan ikan olahan, kerang dan makanan laut lainnya
|
Shigella
|
Makanan
campuran dan basah, susu, kacang-kacangan, kentang, tuna, undang, kalkun,
salad, makaroni, cider apel
|
Streptococcus
Pyogenes
|
Susu, es
krim, telur, lobster, salad kentang, salad telur, custard, pudding dan
makanan-makanan yang mengandung telur
|
Clostridium botulinum
|
Makanan kaleng dengan pH>4,6
|
Yersinia enterocolitica
|
Daging
ternak dan unggas mentah,produk olahan daging, susu dan produk susu dan
sayur-sayuran
|
Campylobacter jejuni
|
Daging
ternak dan daging unggas mentah, susu segar atau susu yang diolah tetapi
pemanasannya kurang, air yang tidak diolah
|
Listeria
monocytogenes
|
Daging
ternak, daging unggas, produk susu, sayursayuran dan kerang-kerangan
|
Virus
|
Kerang
mentah, makanan dingin yang ditangani oleh orang yang terkena infeksi
|
Sumber
: Yongki K.L., 2009
No comments