Klasifikasi Mikroba Pangan
Organisme yang sering ditemukan pada
pangan dan dapat menyebabkan penyakit yaitu:
1.
Bakteri
2.
Kapang
3.
Kamir
4.
Virus
5.
Rickettsiae
6.
Prion
7. Protozoa dan parasit
1.
Bakteri
Bakteri merupakan makhluk bersel tunggal
yang berkembang biak dengan cara membelah diri dari satu sel menjadi dua sel.
Pada kondisi yang sangat baik, kebanyakan sel bakteri dapat membelah dan
berkembang biak dalam waktu kurang lebih 20 menit. Pada kecepatan yang tinggi
ini satu sel bakteri dapat memperbanyak diri menjadi lebih dari 16 juta sel
baru dalam waktu 8 jam.
Berdasarkan bentuk selnya, bakteri dapat
dibedakan atas empat golongan yaitu:
-
Koki (bentuk bulat)
Koki
mungkin terdapat dalam bentuk tunggal (terpisah), berpasangan (diplokoki),
berempat (tetra koki atau tetrad), bergerombol (stapilokoki), dan membentuk
rantai (streptokoki).
-
Basili (bentuk batang) Basil mungkin terdapat
dalam bentuk tunggal (terpisah) atau membentuk rantai.
-
Spirilium (bentuk spiral)
-
Vibrio (bentuk koma)
Bakteri
ditemukan dimana-mana. Banyak bakteri yang sebenamya tidak berbahaya bagi
kesehatan, tetapi jika tumbuh dan berkembang biak pada pangan sampai mencapai
jumlah yang sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan makanan, yaitu
menimbulkan bau busuk, lendir, asam, perubahan warna, pembentukan gas, dan
perubahan-perubahan lain yang tidak diinginkan. Bakteri semacam ini digolongkan
ke dalam bakteri perusak pangan. Bakteri perusak pangan sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan yang mempunyai kandungan protein tinggi
seperti ikan, susu, daging, telur dan sayuran.
Bakteri yang menyebabkan gejala sakit atau
keracunan disebut bakteri patogenik atau patogen. Gejala penyakit yang
disebab¬kan oleh patogen timbul karena bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh
melalui pangan dan dapat berkembang biak di dalam saluran pencemaan dan
menimbulkan gejala sakit perut, diare, muntah, mual, dan gejala lain. Patogen
semacam ini misalnya yang tergolong bakteri koli (Escherichia coli patogenik),
Salmonella dan Shigella. Bakteri patogenik di dalam pangan juga
dapat menyebabkan gejala lain yang disebut keracunan pangan.
Gejala semacam ini disebabkan oleh
tertelannya racun (toksin) yang diproduksi oleh bakteri selama tumbuh pada
pangan. Gejala keracunan pangan oleh racun bakteri dapat berupa sakit perut,
diare, mual, muntah, atau kelumpuhan. Bakteri yang tergolong ke dalam bakteri
penyebab keracunan misalnya Staphylococcus aureus, Clostridium
perfringens, dan Bacillus cereus yang memproduksi racun yang
menyerang saluran pencemaan dan disebut enterotoksin, dan Clostridium
botulinum yang memproduksi racun yang menyerang syaraf serta dapat
menyebabkan kelumpuhan saluran tenggorokan dan disebut neurotoksin atau racun
botulinum.
Tabel 1. Waktu Inkubasi dan Gejala Penyakit yang Ditimbulkan
oleh
Bakteri Patogen
Jenis bakteri dan
Penyakit
|
Waktu
inkubasi
|
Gejala
|
Clostridium botulinum
(Botulism)
|
12-36
jam,
atau
lebih lama
atau
lebih
pendek
|
Gangguan
pencernaan akut yang diikuti oleh pusing-pusing dan muntah-muntah, bisa juga
diare,lelah, pening dan sakit kepala. Gejala lanjut konstifasi, Double
fision, kesulitan menelan dan berbicara, lidah bisa membengkak dan tertutup,
beberapa otot lumpuh, dan kelumpuhan bisa menyebar kehati dan saluran
pernafasan. Kematian bisa terjadi dalam waktu tiga sampai enam hari.
|
Intoksikasi
staphylococcus
aereus
|
1-7 jam,
biasanya 2-4
jam
|
Pusing,
muntah-muntah, kram usus, diare berdarah dan berlendir pada beberapa kasus,
sakit kepala, kram otot, berkeringat, menggigil, detak jantung lemah,
pembengkakan saluran pernafasan
|
Salmonella
(Salmonellosis)
|
12-36 jam
|
Pusing,
muntah-muntah, sakit perut bagian bawah, diare. Kadang-kadang didahului sakit
kepala dan mengggil
|
Infeksi clostridium
Perfringes
|
8-24 jam,
rata-rata 12
jam
|
Sakit perut
bagian bawah diare dan gas. Demam dan pusing- pusing jarang terjadi
|
Campylobacter
|
2-3 hari tapi
bisa 7-10 hari
|
Sakit
perut bagian bawah, kram, diare, sakit kepala, demam, dan kadang-kadang diare
berdarah.
|
Infeksi vibrio para
Haemolyticus
|
2-48 jam,
biasanya 12
jam
|
Sakit
perut bagian bawah, diare berdarah dan berlendir, pusing, muntah-muntah,
demam ringan, menggigil, sakit kepala, recoveri dalam 2-5 hari
|
Infeksi Escherichia col
Enteropatogenik
|
Tipe
invasif :
8-24
jam,
rata-rata
11
jam;
tipe
enterksigenik
:
8-44jam,
ratarata
26 jam
|
Tipe
invasif: Panas dingin, sakit kepala, kram usus, diare berair seperti
shigellosis; tipe enterotoksigenik: diare, muntahmuntah, dehidrasi, shock.
|
Bacillus cereus
|
8-16 jam atau
1,5 - 5 jam
|
Pusing,
kram usus, diare berair, beberapa muntah muntah
|
Shigellosis
(infeksi
shigella
sonnei, S.
flexneri,
S.dysentriae,S.bodyii)
|
1-7
hari,
biasanya
kurang
dari 4
hari
|
Kram
usus,panas dingin,diare berair sering kali berdarah dan berlendir, sakit kepala,
pusing, dehidrasi
|
Yrsiniosis (Yersi-nia
pseudotuberculosis,
Y.
enterocolitica)
|
24-36 jam
atau lebih
|
Sakit
perut bagian bawah, demam, menggigil, sakit kepala, malaise, diare,
muntah-muntah, pusing, pharingitis, leukocytosis
|
Sterptococcus
pygenes
|
1-3 hari
|
Sakit
tenggorokan, sakit pada waktu menelan, tonsilitis, demam tinggi, sakit
kepala, pusing, muntah-muntah, malaise, rhinorrhea.
|
Sumber : Yongki K.L., 2009
Selain
pengaruh yang merugikan, beberapa bakteri juga mempunyai pengaruh yang
menguntungkan dan yang digunakan atau berperan. dalam pembuatan berbagai
makanan fermentasi, misalnya sayur asin, ikan peda, terasi, keju, susu
fermentasi (yogurt, yakult), sosis, dan lain-lain. Bakteri semacam ini memproduksi senyawa-senyawa
yang menimbulkan cita-rasa yang khas untuk masing-masing produk, dan beberapa
juga memproduksi asam yang dapat mengawetkan makanan.
2.
Kapang
Kapang merupakan mikroba dalam kelompok
Fungi yang berbentuk filamen, yaitu struktumya terdiri dari benang-benang halus
yang disebut hifa. Kumpulan dari banyak hifa membentuk kumpulan massa yang
disebut miselium dan lebih mudah dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop.
Contoh miselium adalah serat putih seperti kapas yang tumbuh pada tempe.
Kapang juga mempunyai struktur yang disebut spora yang pada umumnya terletak pada ujung-ujung dari hifa, dan merupakan struktur yang sangat ringan dan mudah menyebar kemana-mana.
Kapang juga mempunyai struktur yang disebut spora yang pada umumnya terletak pada ujung-ujung dari hifa, dan merupakan struktur yang sangat ringan dan mudah menyebar kemana-mana.
Spora merupakan alat perkembangbiakan
kapang, karena pada kondisi substrat dan lingkungan yang balk spora dapat
bergerminasi dan tumbuh menjadi struktur kapang yang lengkap. Dari satu
struktur kapang dapat dihasilkan beratus-ratus spora yang mudah menyebar dan
mencemari pangan, kemudian tumbuh menjadi bentuk kapang yang lengkap. Jika
dilihat dl bawah mikroskop, berbagai jenis kapang mempunyai struktur hifa dan
spora yang berbeda-beda, dan karakteristik struktur tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi kapang.
Spora kapang pada umumnya mempunyai warna
tertentu tergantung dari jenis kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang
pada pangan mudah dilihat dengan mata, yaitu ditandai dengan perubahan warna
yang menunjukkan adanya spora kapang dan sering disebut sebagai bulukan. Selain
dapat menyebabkan kerusakan pangan, beberapa kapang tertentu juga bermanfaat
karena digunakan dalam proses fermentasi pangan.
Tabel 2. Beberapa Jenis Kapang untuk Fermentasi
dan Perusak Bahan
Pangan
Jenis Kapang
|
Warna Spora
|
Pangan yang Dirusak
|
Makanan yang Difermentasi
|
Aspergillus
|
Hitam, hijau
|
Roti, serealia,kacang-kacangan
|
Kecap,
tauco (A. orryzae)
|
Penicillium
|
Biru-hijau
|
Buah-buahan, sitrus, keju
|
Keju (P. roqueforti)
|
Rhizopus
|
Hitam di atas hifa berwarna putih
|
Roti, sayuran, buah-buahan
|
Tempe, oncom hitam (R. oryzae, R.oligosporus)
|
Neurospora (Monilia)
|
Oranye-merah
|
Nasi
|
Oncom merah
|
Sumber : Anonim, 2008
Beberapa
kapang jika tumbuh pada pangan dapat memproduksi racun yang berbahaya yang
disebut toksin (racun) kapang atau mikotoksin. Spesies kapang yang memproduksi mikotoksin terutama adalah dari jenis Aspergillus,
Penicillium dan Fusarium. Beberapa contoh mikotoksin yang sering ditemukan
pada pangan misalnya aflatoksin yang diproduksi oleh Asperglllus flavus
dan okratoksin yang diproduksi oleh Aspergillus ochraceus (Anonim, 2008).
3.
Kamir
Kamir merupakan organisme bersel tunggal
yang termasuk dalam kelompok Fungi.
Jika tumbuh pada pangan, kamir dapat menyebabkan kerusakan, tetapi sebaliknya
beberapa kamir juga digunakan dalam pembuatan makanan fermentasi. Kerusakan
yang disebabkan oleh pertumbuhan kamir ditandai dengan terbentuknya bau asam
dan bau alkohol, serta terbentuknya lapisan pada permukaan, misalnya kerusakan
pada sari buah. Beberapa contoh kamir yang digunakan dalam proses fermentasi
misalnya Saccharomyces cerevisiae untuk membuat roti, bir dan minuman
anggur, dan (Candida utilis) untuk membuat protein mikroba yang disebut protein
sel tunggal.
Pada
umumnya kamir berkembang biak dengan cara membentuk tunas, meskipun beberapa
jenis berkembang biak dengan cara membelah. Tunas yang timbul pada salah satu sisi sel kamir akan membesar dan jika
ukurannya hampir menyamai induk selnya, maka tunas akan melepaskan diri menjadi
sel yang baru. Pada beberapa spesies, tunas tidak melepaskan diri dari induknya
sehingga semakin lama akan membentuk struktur yang terdiri dari kumpulan sel
berbentuk cabang-cabang seperti pohon kaktus yang disebut pseudomiselium.
Perkembangbiakan sel kamir semacam ini
disebut reproduksi aseksual. Selain dengan pertunasan, kamir juga berkembang
biak dengan cara reproduksi seksual, yaitu dengan membentuk askospora. Dalam 1
sel dapat terbentuk 4-6 askospora. Askospora yang telah masak dapat mengalami
germinasi membentuk sel kamir, yang kemudian dapat berkembang biak secara
aseksual dengan pertunasan.
4.
Virus
Virus merupakan organisme dengan ukuran
yang paling kecil dibandingkan dengan organisme lainnya. Virus merupakan organisme
yang tidak dapat berkembang biak sendiri melainkan harus berada pada sel
organisme lainnya, oleh karena itu digolongkan ke dalam parasit. Virus sering
mencemari pangan tertentu seperti susu, pangan hasil laut, dan sayur-sayuran
serta air. Salah satu virus yang sering mencemari pangan yaitu virus hepatitis
A, serta virus polio yang sering mencemari susu sapi mentah.
Pertumbuhan mikroba pada pangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan setiap mikroba membutuhkan kondisi
pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu jenis dan jumlah mikroba yang dapat
tumbuh kemudian menjadi dominan pada setiap pangan juga berbeda, tergantung
dari jenis pangan tersebut. Pada kondisi yang optimum untuk masing-masing
mikroba, bakteri akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kapang dan kamir.
Hal ini disebabkan bakteri mempunyai struktur sel yang lebih sederhana,
sehingga pada kebanyakan bakteri hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk
membelah. Struktur sel kapang dan kamir lebih kompleks daripada bakteri dan
membutuhkan waktu lebih lama untuk membentuk sel baru, yaitu sekitar 2 jam atau
lebih.
5. Rickettsiae
Rickettsiae adalah bakteri yang berukuran
kecil dan tidak pernah berhasil dikultivasi pada medium sintetik. Rickettsia
berbeda dengan virus karena mikroorganisme ini mempunyai DNA dan RNA mempunyai
beberapa struktur yang dimiliki bakteri. Coxiella burnetii, penyebab
demam Q, ditimbulkan oleh mikroorganisme ini adalah sakit kepala dan demam.
Penularannya melalui susu dari sapi yang terinfeksi. C. burnetii telah
dilaporkan relatif tahan panas dan dapat membentuk spora, sehingga kemungkinan
bisa terdapat pada susu pasteurisasi jika susu tersebut berasal dari sapi yang
terinfeksi.
6. Prion
Prion menyebabkan penyakit degeneratif
pada sistem syaraf pusat pada hewan dan manusia. Penyakit scrapie pada kambing
merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh prion. Penyakit yang sama juga telah
ditemukan pada sapi, bovine spongiform encephalopathy (BSE). Prion tersebar
melalui pakan dan penularan terhadap manusia kini mendapat perhatian yang serius.
Prion sangat resisten terhadap panas, lebih tahan daripada spora bakteri dan
merupakan bentuk protein yang abnormal dari inang. Pencegahan penularan melalui
pencegahan pemberian pakan dari bahan-bahan yang terinfeksi dan pencegahan
komsumsi daging dan bagian-bagian hewan yang terinfeksi.
7. Protozoa
dan parasit
Giardia, Cryptosporidium, Balantidium, Entamoeba dan
protozoa lainnya serta parasit seperti cacing pita, dapat menginfeksi melali
air dan makanan. Beberapa spesies dapat bertahan pada lingkungan untuk beberapa
minggu dan dapat klorinasi. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat sama dengan
gejala gangguan perut yang ditimbulkan oleh bakteri dan penularannya melalui
rute fekal-oral (Albiner S., 2002).
Tabel 3. Makanan-makanan yang Dapat Terinfeksi oleh Virus, Protozoa
dan Parasit serta
Pencegahannya
Organisme
|
Makanan yang
dapat terinfeksi
|
Waktu
inkubasi
|
Gejala penyakit
|
Pencegahan
|
Poliomyelitis
|
Susu minuman,
Makanan olahan
|
5-35 hari
|
Demam,
muntah-muntah, sakit kepala, nyeri otot dan lumpuh
|
Kebersihan
individu; kecukupan panas makananolah; desentifeksi air; pencegahan kontak
makanan dengan alat
|
Virus hepatitis
|
Susu dan
minuman, kerangkerangan mentah, salad
|
10-50 hari,
rata-rata 25 hari
|
Kulit
kuning, kehilangan nafsu makan, ganggua pencernaan
|
Pemasakan
kerang-kerangan, kecukupan panas makanan olahan, susu, perebusan air atau
desinfeksi air,kebersihan individu
|
Entamoeba Histolytica (disentri amoeba)
|
Air yang
terkontaminasi limbah,makanan-makanan basah yang terkontaminasi feses
|
Beberapa hari sampai 4 minggu
|
diare
|
Perlindungan
suplai air,sanitasi selama pengolahan, jamban yang memadai
|
Taenia saginata (cacing pita)
|
Daging
sapi mentah atau setengah matang yang mengandung larva
|
Beberapa minggu
|
Sakit
perut bagian bawah, perasaan lapar, lelah
|
Penyembelihan
sapi dan penyediaan daging sapi dibawah pengawasa dinas kesehatan daging
dimasak matang
|
Diphyllobothri
um latum
(cacing pita)
|
Daging
sapi mentah atau setengah matang yang mengandung larva
|
2-6 minggu
|
Gejala
awal tidak ada, tetap penderita lanjut mengalami anemia
|
Ikan
dimasak matang, hindari konsumsi ikan asap mentah
|
Taenia solium
|
Daging
babi mentah atau setengah matang yang mengandung larva
|
Beberapa minggu
|
Gangguan pencernaan, malaise, encephalitis, bisa fatal
|
Penyembelihan
babi dan penyediaan daging babi dibawah pengawasan dinas kesehatan, daging
dimasak matang
|
Trichinella
spiralis
|
Daging
sapi mentah atau setengah matang yang mengandung larva
|
Biasanya9
hari,tetapi bisa bervariasi 2-28 hari
|
Pusing,muntah-muntah,
diare, nyeri otot, demam,pembeng kakan kelopak mata, susah bernafas
|
Daging
babi dimasak matang, bekukan daging babi pada suhu 150C selama 30
hari
atau 230C selama 20 hari atau .29oC selama 12 hari, hindari adanya
tikus disekitar kandang, pakan babi dimasak
|
No comments