Pemasukan Fragmen DNA secara Langsung
Di
alam, Agrobacterium tidak menginfeksi
tanaman monokotil (monokot), subklas tanaman yang meliputi seluruh hasil
biji-bijian. Tampaknya, hal ini terutama tergantung pada respon luka yang
sangat lemah yang ditemukan pada jaringan tanaman biji-bijian, dan sampai saat
belakangan ini sudah tidak ada metode reproduksi yang sukses untuk memasukkan
dan menggabungkan T-DNA ke dalam spesies ini. Walaupun transfer gen Agrobacterium terintegrasi ke dalam
jaringan embriobik padi dilaporkan baru-baru ini, masih tetap dapat dilihat
apakah pendekatan tersebut dapat direproduksi pada spesies dan varietas
berbeda.
Kesulitan
dengan sistem yang dimediasi Agrobacterium
telah mengacu pada jumlah usaha untuk memasukkan DNA langsung ke dalam sel
tanaman dengan metode berikut ini:
·
Inkubasi
protoplas tanaman dengan DNA. Protoplas bertidak sebagai
DNA dalam kehadiran polietilenglikol. Saat protoplas dibuat dari
sel-sel embrionik, seringkali dimungkinkan untuk meregenerasi tanaman
transgenik.
·
Fusi
liposom yang mengandung DNA dengan protoplas. Metode ini
akan bekerja untuk tanaman yang dapat diregenerasi dari protoplas. Namun,
sebanyak-banyaknya DNA yang dapat dimasukkan secara efisien dengan menggunakan
polietilenglikol, metode ini tampaknya tidak menawarkan banyak keuntungan.
·
Pemasukan
DNA ke dalam protoplas dengan elektroporasi. Aplikasi
sementara dari voltasi elektrik tinggi melintasi membrane protoplas akan
menghasilkan pori yang vesar, melalui dimana DNA dalam membrane berdifusi
secara spontan (Bab 4). Lagi, pendekatan ini tidak menawarkan keuntungan yang
besar melebihi metode pertama yang dijelaskan.
·
Bombardemen
sel-sel tanaman dengan mikroproyektil yang
diselimuti DNA. Pelet mikroskopik dilapisi dengan larutan DNA dan secara
harfiah “ditembakkan” ke dalam jaringan dan sel. Metode ini, kadang disebut
biolistik, memiliki potensi besar karena tidak melibatkan proses regenerasi sel
dan jaringan yang seringkali merupakan proses yang rumit di luar protoplas.
Meskipun demikian, ada sejumlah kekurangan. Keterbatasan yang paling penting
adalah begitu rendahnya frekuensi pemasukan dan integrasi DNA asing dengan
sukses, yang berarti bahwa seseorang harus meneliti sejumlah besar sel-sel
keturunan untuk menemukan hasil yang memperoleh gen baru.
Tidak
satupun dari semua metode ini memperoleh efisiensi dan ketahanan uji dari
metode transfer gen dimediasi Agrobacterium
yang digunakan pada tanaman dikotil. Meskipun demikian, kita tahu bahwa
pemsukan secara langsung dari DNA asing ke dalam sel dan protoplas tanaman
berakibat pada integrasi DNA ke dalam genom tanaman, kadang dengan efisiensi
yang tingginya masuk akal, bahkan walaupun sel-sel tanaman tidak dipenuhi
dengan sistem eksogen yang spesifik untuk mengkatalisasi reaksi integrasi.
Metode-metode ini, khususnya pemasukan langsung DNA ke dalam protoplas dengan
polietilenglikol atau dengan elektroporasi, telah digunakan dengan sukses untuk
memproduksi tanaman transgenik pada monokotil yang penting secara ekonomi
seperti padi, gandung dan jagung.
No comments