Bioteknologi Pada Tanaman
Kondisi ini bertolak belakang dengan negara-negara industri
maju yang bukan negara agraris. Sebagai contoh, Amerika memproduksi sekitar
42,8 % dari total produksi kedelai dunia pada tahun 2001/2002 dengan volume
78,67 juta ton. Indonesia
pada tahun 2001 hanya menghasilkan 0,82 juta ton kedelai. Produktivitas kedelai
Indonesia
juga jauh lebih rendah daripada produktivitas kedelai di negara industri.
Produkvititas kedelai di AS adalah 2,66 ton/ha, sedangkan di Indonesai 1,2
ton/ha atau hanya 45%-nya (Pakpahan, 2004). Itu semua dapat terjadi karena
negara industri maju menerapkan pertanian berbasis bioteknologi ( Biotechnological
Agriculture ).
Perkembangan pertanian berbasis bioteknologi bukan pada
komoditasnya, misalnya kelapa sawit, melainkan teknologi yang dapat menciptakan
sifat-sifat kelapa sawit yang unggul seperti yang diinginkan oleh komsumen.
Pertanian berbasis bioteknologi ini sebagian besar merupakan output dari
perusahaan-perusahaan besar. Data dari USDA menyebutkan bahwa sejak 1976 – 2000
jumlah paten produk bioteknologi telah mencapai 11.073 buah. Sepuluh perusahaan
besar yang menerima paten terbanyak dalam bidang bioteknologi di AS adalah
Monsanto Co., Inc (674 paten), Du Pont, E.I. De Nemours and Co. (565 paten),
Pioner Hi-Bred International, Inc. (449 paten), USDA (315 paten), Sygenta (284
paten), Novartis AG (230 paten), University of California (221 paten), BASF AG
(217 paten), Dow Chemical Co. (214 paten), dan Hoechast Japan Ltd.
Produk-produk bioteknologi pertanian di Indonesia
berdasarkan gradien bioteknologi antara lain : (1) bahan tanam unggul, (2)
biofertilizer, (3) biodecomposer, dan (4) biocontrol. Bahan tanam dapat
ditingkatkan kualitasnya melalui pendekatan bioteknologi. Peningkatan kualitas
bahan tanam berdasarkan pada empat kategori peningkatan, yaitu peningkatan
kualitas pangan, resistensi terhadap hama
atau penyakit, toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan manajemen budidaya
(Huttner, 2003). Produk bahan tanam unggul yang saat ini telah berhasil
dipasarkan antara lain adalah bibit kultur jaringan, misalnya: bibit jati dan
bibit tanaman hortikultura. Namun, bahan tanam unggul yang dihasilkan dari
rekayasa genetika yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia sampai saat ini belum ada
yang dikomersialkan. Produk-produk bahan tanam rekayasa genetika yang ada di
pasaran Indonesia
umumnya merupakan produk dari negera lain, sebagai contoh : Jagung Bt dan Kapas
Bt yang dipasarkan oleh Monsanto. Kultur jaringan merupakan tingkatan umum
penguasaan bioteknologi di Indonesia .
Pengembangan bioteknologi pertanian banyak dikembangkan pada
sel-sel tanaman. Sel tanaman mempunyai kemampuan yang disebut “totipotency”,
yaitu kemampuan tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman lengkap pada
medium yang memenuhi syarat. Dapat pula sel tersebut tumbuh tanpa mengalami
deferensiasi. Hal ini tertgantung pada kadar hormone pertumbuhan yang
diberikan. Dengan kenyataan ini maka kemungkinan pemberdayaan sel atau jaringan
tanaman untuk maksud-maksud berikut:
1.
Produksi zat kimia atau aditif pangan
2.
Menumbuhkan tanaman (dengan produk bahan pangan) bersifat tinggi.
3.Menumbuhkan
tanaman dengan produktifitas bahan pangan tinggi.
4.Sifat
variasi somaklonal dari sejumlah populasi sel tanaman yang tumbuh dapat
digunakan untuk menseleksi sel tanaman yang unggul untuk memproduksi metabolit
tertentu.
Produk-produk aditif yang dapat diharapkan dari sel tanaman
antara lain:
1.
Zat warna pangan (antosianin, betasinin, saffron)
2.
Flavor (strawberry, anggur, vanilla, asparagus)
3.
Minyak atsiri (mint, ros, lemon bawang)
4.
Pemanis (steviosida, monelin)
Untuk semua tujuan aplikasi sel tanaman, aplikasi
teknik-teknik pemindahan gen seringkali diperlukan. Ini mencakup teknik-teknik
hibridisasi somatik, breeding sitoplasmik, mikroinjeksi gen, teknik transwitch,
transfer gen dengan perantaraan vektor.
Manipulasi tanaman dengan produk tanaman pangan bersifat
khusus contoh-contohnya adalah:
1. tanaman tahan terhadap herbisida
2. tanaman yang menghasilkan insektisida
3. tanaman yang tahan terhadap kondisi tertentu
4. kacang tanah yang asin rasanya tanpa diberi bahan
tambahan
Tanaman dengan produktifitas pangan tinggi dapat terdiri
dari 2 bentuk: (i) tanaman dengan rasio biomassa dapat meningkat, misalnya
ukuran tanaman diperkecil tapi buah diperbesar, (ii) tanaman dengan umur panen
yang singkat sehingga menambah frekuensi panen dalam satu tahun seperti yang
sudah diperoleh pada padi.
Tanaman transgenik adalah khususnya tanaman yang mempunyai
gen hasil alihan dari mikroorganisme lain (walaupun definisi ini adalah yang
berarti asal menerima gen dari luar tanaman itu sendiri, jadi termasuk yang
berasal dari tanaman juga). Contoh tanaman dengan definisi pertama adalah
tanaman yang mengandung gen racun serangga dari Bacillus thuringiensis (gen
Bt). Tanaman kentang tahan terhadap herbisisda biolaphos, tanaman kapas tahan
terhadap herbisisda glyphosate.
No comments