Breaking News

Sejarah dan latar belakang Patologi Sosial

Manusia sebagai makhluk yang cenderung selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat sehingga melahirkan masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternative kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan hal-hal yang berakibat negatif kepada manusia dan kemanusiaan itu sendiri yang biasa disebut masalah sosial. Adanya revolusi industri Menunjukan betapa cepatnya perkembangan ilmu-ilmu alam dan eksakta yang tidak seimbang dengan berkembangnya ilmu-ilmu sosial telah menimbulkan berbagai kesulitan yang nyaris dapat menghancurkan umat manusia. Misalnya, Pemkaian mesin-mesin industri di pabrik-pabrik, mengubah cara bekerja manusia yang dulu memakai banyak tenaga manusia sekarang diperkecil, terjadinya pemecatan buruh sehingga pengangguran meningkat (terutama tenaga kerja yang tidak terampil), dengan timbulnya kota-kota industri cenderung melahirkan terjadinya urbanisasi besar-besaran. Penduduk desa yang tidak terampil dibidang industri mengalir ke kota-kota industri, jumlah pengangguran di kota semakin besar, adanya kecenderungan pengusaha lebih menyukai tenaga kerja wanita dan anak-anak (lebih murah dan lebih rendah upahnya). Pada akhirnya, keadaan ini semakin menambah banyaknya masalah kemasyarakatan (social problem) terutama pada buruh rendah yang berkaitan dengan kebutuhan sandang pangannya seperti, perumahan, pendidikan, perlindungan hokum, kesejahteraan social, dll. Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik. Baik yang bersifat internal dalam batinnya sendiri maupun bersifat terbuka atau eksternalnya sehingga manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku yang menyimpang dari pola yang umum dan melkuikan sesuatu apapun demukepentingannya sendiri bahkan cenderung dapat merugikan orang lain.
Sejarah mencatat bahwa orang menyebut suatu peristiwa sebagai penyakit social murni dengan ukuran moralistic. Sehiongga apa yang dinamakan dengan kemiskinan, pelacuran, alkoholisme, perjudian, dsb adalah sebagai gejala penyuakit social yang harus segera dihilangkan dimuka bumi. Kemudian pada awal abad 19-an sampai awal abad 20-an, para sosiolog mendefinisikan yang sedikit berbeda antara patologi social dan masalah social.
Masalahnya adalah kapan kita berhak menyebutkan peristiwa itu sebagai gejala patologis atau sebagai masalah social? Menurut kartini dalam bukunya “patologi social” menyatakan bahwa orang yang dianggap kompeten dalam menilai tingkah laku orang lain adalah pejabat, politisi, pengacara, hakim, polisi, dokter, rohaniawan, dan kaum ilmuan dibidang social. Sekalipun adakalanya mereka membuat kekeliruan dalam membuat analisis dan penilaian tehadap gejala social, tetapi pada umumnya mereka dianggap mempunyai peranan menentukan dalam memastikan baik buruknya pola tingkah laku masyarakat. Mereka juga berhak menunjuk aspek-aspek kehidupan social yang harus atau perlu diubah dan diperbaiki.
Ada orang yang berpendapat bahwa pertmbangan nilai (value, judgement, mengenai baik dan buruk) sebenarnya bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang objektif sebab penilaian itu sifatnya sangat subjektif. Larena itu, ilmu pengetahuan murni harus meninggalkan generalisasi-generalisasi etis dan penilaian etis (susila, baik dan buruk). Sebaliknya kelompok lain berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan kaum ilmuan tidak mungkin tidak menggunakan pertimbnagan nilai sebab opini mereka selalu saja merupakan keputusan yang dimuati dengan penilaian-penilaian tertentu.
Untuk menjawab dua pendirian yang kontroversial tersebut, kita dapat meninjau kembali masalah ini secara mendalam dari beberapa point yang disebutkan oleh Kartini Kartono dalam bukunya yang berjuduk Patologi social, sebagai berikut:
  1. ilmu pongetahuan itu sendiri selalu mengandung nilai-nilai tertentu. Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan menyangkut masalah mempertanyakan dan memecahkan lesulitan hidup secara sistematis selalu dengan jalan menggunakan metode dan teknik-teknik yang berguna dan bernilai. Disebut bernilai karena dapat memenuhi kebutuhan manusiawi yang universal ini, baik yang individual maupun social sifatnya, selalu diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang bernilai.
  2. ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan modern untuk menguasai alam (kosmos,jagad) sangatlah diperlukan demi kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada umumnya. Jadi ilmu pengetahuan dengan sendirinya memiliki system nilai. Lagi pula kaum ilmuan selalu saja memilih dan mengembangkan usaha/aktivitas yang menyangkut kepentingan orang banyak. jadi memilih masalah dan usaha yang mempunyai nilai praktis.
  3. falsafah yuang demokratis sebagaimana tercantum dalam pancasila menyatakan bahwa baik individu maupun kelompok dalam masyarakat Indonesia, pasti mampu memformulasikan serta menentukan system nilai masing-masing dan sanggup menentukan tujuan serta sasaran yang bernilai bagi hidupnya.

Seperti apa yang dikatakan george lundberg salah seoreang tokoh sosiolog yang dianggap dominan terhadap aliran neo-positivisme dalam sosiologi menyatakan bahwa ilmu peneteahuan itu bersifat otoriter, karena itu ilmu pengetahuan mengandung dan harus memilki moralitas ilmiah atau hokum moral yang conform dan seimbang dengan hokum alam. Dan diperkuat oleh C.C. North, seorang sosiolog lain dalam bukunya Soial Problems and Social Planning, menyatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran hidup yang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat, harus disertakan etik social guna menentukan cara pencapaian sasaran tadi. Jadi, cara atau metode pencapaian itu secara etis-susila harus bisa dipertanggungjawabkan sebab manusia normal dibekali alam dengan budidaya dan hati nurani sehingga ia dianggap mampu menilai baik dan buruknya setiap peristiwa.
Adapun Istilah / konsep lain untuk patologi social adalah, Masalah social, disorganisasi sosial / social disorganization / disintegrasi social, sosial maladjustment, Sociopathic, Abnormal, Sociatri.
Tingkah laku sosiopatik jika diselidiki melalui pendekatan (approach), sebagai berikut:
1) Approach Biologis
Pendekatan biologis tentang tingkahlaku sosiopatik dalam biologi biasanya terfokus pada bagian genetik.
  1. Patologi itu menurun melalui gen / plasma pembawa sifat di dalam keturunan, kombinasi dari gen-gen atau tidak adanya gen-gen tersebut
  2. Ada pewaris umum melalui keturenan yang menunjukkan tendesi untuk berkembang kearah pathologis (tipe kecenderungan yang luaar biasa abnormal)
  3. Melaui pewarisan dalam bentuk konstitusi yang lemah, yang akan berkembang kearah tingkahlaku sosiopatik.
Bentuk tingkahlaku yang menyimpang secara sosial yang disebabkan oleh ketiga hal tersebut diatas dan ditolak oleh umum seperti: homoseksualitas, alkoholistik, gangguan mental, dll.

2) Approach Psychologist dan Psychiatris
a) Pendekatan Psikologis
Menerangkan tingkahlaku sosiopatik berdasarkan teori intelegensi, sehingga individu melanggar norma-norma sosial yang ada antara lain karena faktor-faktor: intelegensi, sifat-sifat kepribadian, proses berfikir, motivasi, sifat hidup yang keliru, internalisasi yang salah.
b) Pendekatan Psychiatris
Berdasarkan teori konflik emosional dan kecenderungan psikopatologi yang ada di balik tingkahlaku menyimpang
c) Approach Sosiologis
Penyebab tingkahlaku sosiopatik adalah murni sosiologis yaitu tingkahlaku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan suatu norma umum yang pada suatu tempat dan waktu tertentu sangat ditentang atau menimbulkan akibat reaksi sosial “tidak setuju”. Reaksi dari masyarakat antara lain berupa, hukuman, segregrasi (pengucilan / pengasingan), pengucilan, Contoh: mafia (komunitas mafia dengan perilaku pengedar narkoba)
Menurut St. Yembiarto (1981) bahwa studi patologi social memilki fase-fase tersendiri. Adapun perkembangan patologi sosial ada melalui tiga fase,
  1. Fase masalah sosial (social problem)
Pada fase ini menjadi penyelidikan patisos action masalah-masalah sosial seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan, masalah penduduk, dst
  1. Fase disorganisasi sosial
Pada fase ini menjadi objek penyelidikan peksos adalah disorganisasi sosial, fase ini merupakan koreksi dan perkembangan dan fase masalah sosial
  1. Fase sistematik
Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya. Pada fase ini patsos berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang memiliki sistem yang bulat.

Penutup
Sejarah mencatat tentang masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternative kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik. Baik yang bersifat internal dalam batinnya sendiri maupun bersifat terbuka atau eksternalnya sehingga manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku yang menyimpang dari pola yang umum dan banyak melakukan sesuatu apapun demi kepentingannya sendiri bahkan masyarakat cenderung merugikan orang lain. Hal ini sebagai pertautan tali yang melahiorkan apa yang dinamakan dengan patologi social. Patologi social adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit” yang disebabkan oleh faktor-faktor social. Jadi ilmu tentang “penyakit masyarakat”. Maka penyakit masyarakat itu adalah segenap tingkah laku manusia yang dianggap tidak sesuai, melanggar norma-norma umum dan adat istiadat, atau tidak integrasinya dengan tingkah laku umum.
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidak nyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Patologi adalah pelajaran tentang penyakit. Subyek pengklasifikasian sistimatik penyakit disebut nosologi. Badan pengetahuan yang lebih luas tentang penyakit adalah kedokteran
Penyakit menular
Penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menjangkiti tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur.
Penyakit Tidak Menular
Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, sariawan, sakit perut, dan sebagainya.
Penyakit Kronis
 
1. Hipoksia, akibat dari :a. Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta b. Gangguan kardiorespirasic. Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. :anemia dan keracunan. Respon sel terhadaphipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas,kematian.2. Bahan Kimia (obat – obatan )Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa sel : permeabilitas selaput, homeostatis osmosa,keutuhan enzim kofaktor. Racun menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan kematian individu.3. Agen Fisik Dapat merusak sel. Traum amekanik, yang menyebabkan pergeseran organisasi intra sel.a. Suhu rendah.Gangguan suplai darah ( vasokontriksi ) suhu rendah membakar jaringan – suhu tinggi. b. Perubahan mendadak tekanan atsmofir, menyebabkan gangguan perbekalan darah untuk sel – selindividu. Tingginya gas – gas atsmofir terlarut dalam yang di bawah tekanan atsmofir darah. Jikamendadak kembali ke tekanan normal zat- zat akan terjebak keluar dari larutan secara cepat danmembentuk gelembung – gelembung jenis hipoksia. Menyumbat aliran darah dalam sirkulasi mikro.c. Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang ada di dalam sel atau karenaionisasi sel yang menghasilkan radikal “ panas “ yang secara sekunder bereaksi dengan komponenintra sel.d. Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : aritmi jantung luka bakar. Serta gangguan jalur konduksi saraf.4. Agen Mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur dan protozoa. Merusak sel – sel penjamu. Mengeluarkan eksotosin, bakteri merangsang respon peradangan. Atau mengeluarkanendotoksin, reaksi immunologi yang merusak sel. Timbul reaksi hipersensitivitas terhadap gen.Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau sterptococus, gonore, sifilis, kolera, dll. Virus mewariskanDNA, virus menyatu dengan DNA sel, setelah berada dalam sel virus akan mengambil alih fungsi sel.RNA virus gen – gen pada sel baru akan mengontrol fungsi sel.Contoh penyakit : ensefalitis, campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis, dll5. Mekanisme Imun, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb kerusakan dan penyakit pada sel.Antigen penyulut pada eksogen maupun endogen. Antigen endogen ( missal, antigen sel )menyebabkan penyakit Autoimun. 6. Gangguan Genetik Mutasi, dapat menyebabkan : mengurangi suatu enzim, kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atautanpa dampak yang diketahui.7. Ketidakseimbangan Nutrisia. Defisiensi protein – kalorib. Avitaminosisc. Aterosklerosis, obesitas – kelebihan kalori8. PenuaanADAPTASI SElBentuk reaksi jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :1. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran ( degenerasi / kembali kearah yang kurang kompleks )2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit.3. Adaptasi ( penyesuaian ) :a. Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukurannormal b. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuhmenjadi lebih besar dari pada ukuran normal.c. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkait.d. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur  jenis lain.
 
e. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa meredadapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reservef. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahanmarfologik, akhibat jejas nin fatal pada sel.g. Infiltrasi.2.2.3 Sel yang diserangPengaruh stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel :1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu reaksi metabolisme atau lebih di dalamsel.2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya ) cidera kelainan fungsi.Tetapi tidak semua, kerusakan biokimia pada sel. Jika sel banyak cidera, memiliki cadangan yangcukup sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yang berarti.3. Perubahan morfologi sel. Yang menyertai kelainan biokimia dan kelainan fungsi. Tetapi saat ini masih ditemukan sel secara fungsional terganggu namun secara morfologi tidak memberikan petunjuk adanya kerusakan4. Pengurangan massa atau penyusutanPengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi. Lebih kecil dari normal.22.4 Perubahan morfologi pada sel yang cedera sub letalPerubahan pada sel cidera sub letal bersifat reversible. Yaitu jika rangsangan dihentikan, maka selkembali sehat. Tetapi sebaliknya jika tidak kematian sel dihentikan.Perubahan sub letal pada sel disebut degenerasi atau perubahan degeneratif. Hal ini cenderungmelibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus mempertahankan integritas sel selama sel tidak mengalami cidera letal.Bentuk perubahan degeneratif sel :1. Pembentukan sel, gangguan kemampuan metabolisme pembentukan energi dam kerusakanmembrane sel influk air ke peningkatan konsentrasi Na memompa ion Na menurun pembengkakansel.2. Penimbunan lipid intra sel, secara mokroskopis sitoplasma dari sel – sel yang terkena tampak  bervakuola berisi lipid.2.2.5 Kalsifikasi patologik Klasifikasi : proses diletakkannya (pengendapan ) kalsium dalam jaringan pembentukan tulang.Klasifikasi patologis merupakan proses yang sering juga menyatakan pengendapan abnormal garam –  garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garam – garam mineral lainnya dalam jaringan.,yaitu :1. Klasifikasi terjadi pada hiperkalsemi akhibat hipertiroid, tumor, atropi tulang, hipervitaminosis D,dll. Tanpa di dahului kerusakan jaringan. Proses klasifikasi pada jaringan yang telah mengalamikerusakan terlebih dahulu.2. Klasifikasi distropi kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis. Contoh : lithopedion, bayimembantu pada janin yang mati dalam kandungan.3. kalsinosis, terjadi kalsifikasi pada jaringan yang tampak normal atau yang menunjukkan kerusakansistemik.4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai pergantian proses dari kalsifikasimenjadi pembentukan tulang, terjadi akhibat depo kalsium abnormal yang metaplasia kearahosteoblastik dan dapat merangsang sel fibroblast membentuk tulang.5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasidistropik.2.3 Regenerasi dan Nekrosis SelRegenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruangtertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Regenerasi sel juga diartikan proses pembentukan sel untuk menggantikan sel yang mati yang diatur mulai tingkat terkecil dalam sel tubuhkita. Setiap saat, setiap detik sel pada tubuh kita ada yang mati dan setiap itu pula lahirlah sel yangmenggantikannya atau disebut proses regenerasi. Proses regenerasi dominant mulai usia anak – anak sampai kira – kira 30 tahun. Kemudian digantikan dengan proses degenerasi yang paling dominant. Namun pada dasarnya regenerasi ( pembentuka n ) dan degenerasi ( perusakan ) sel akan selalu terjadidalam tubuh kita. Nekrosis merupakan proses kematian sel. Nekrosis melibatkan sekelompok sel, mengalami kehilanganintegritas membrane, sel yang mengalami nekrosis akan terlihat membengkak untuk kemudianmengalami lisis. Nekrosis juga dapat terjadi kebocoran lisosom. Sel yang mengalami nekrosiskromatinnya bergerombol dan terrjadi agregasi. Pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyata disekitar sel – sel yang mengalami nekrosis dan sel yang mengalami nekrosis akan di makan olehmakrofag. Nekrosis terjadi Karena trauma nonfisisologi pada nekrosis enzim – enzim yang terlibatdalam proses apoptosis mengalami perubahan atau inaktivasi. Nekrosis tidak dapat di amati. Nekrosistidak disertai proses sitensis makro molekul baru, pada nekrosis frakmentasi terjadi secara randomsehingga pada agarosesetelah electrophoresis akan terlihat menyebar tidak jelas sepanjang alurnya.

No comments