Persaingan dalam komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada
interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan
ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang
berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut
dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara
individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme
tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat
merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika
sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya
persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain
(Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari
dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada
hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi
yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan
intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar
individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1
Persaingan aktivitas
2
Persaingan sumber daya alam
Dua
jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara
bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
- Perbedaan unsur hara
- Perbedaan sebab – sebab kematian
- Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
- Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap
persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
- Jenis tanaman
Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran,
bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang
memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan
dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam
memperebutkan air.
- Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang
tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
- Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran
biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar
dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman
sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen,
dan air.
- Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup
bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling
peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
Berikut
adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan kehidupan
pertumbuhan populasi
No
|
Tipe
interaksi
|
Tidak
berinteraksi
|
Apabila
berinteraksi
|
Hasil
interaksi
|
||
A
|
B
|
A
|
B
|
|||
1
|
Netralisme
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tidak ada yang terpengaruh
|
2
|
Kompetisi
|
0
|
0
|
-
|
-
|
Yang paling terpengaruh punah
|
3
|
Mutualisme
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Obligatori bagi kedua populasi
|
4
|
Protokooperasi
|
0
|
0
|
+
|
+
|
Menguntungkan keduabelah pihak namun tidak
obligatori
|
5
|
Komensalisme
|
-
|
0
|
+
|
0
|
Obligatori bagi A, B tidak terpengaruh
|
6
|
Amensalisme
|
0
|
0
|
-
|
0
|
A tuan rumah, B tak terpengaruh
|
7
|
Parasitisme
|
-
|
0
|
+
|
-
|
Obligatori bagi A, B tuan rumah
|
8
|
Predasi
|
-
|
0
|
+
|
-
|
Obligatori bagi A, B tuan rumah
|
Keterangan : +
Populasi tumbuh
-
Populasi menurun
0 Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
1. Netralisme
Netralisme merupakan tipe interaksi interspesifik yang
di kenali sehari-hari dimana populasi
yang bekerja sama seolah-olah tidak saling terpengaruh, walau sesungguhnya
semacam kerja sama tersenglenggara sangat halus.
2. Kompetisi
Kompetisi merupakan tipe interaksi interspesifik antara
dua individu atau spesies yang berebut sumber daya yang terbatas seperti pakan,
air, ruang untuk sarang dan lain-lain. Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber
dayanya untuk bertahan, dan yang lainya tersingkir. fenomena ini di sebut
prinsip pemikiran kompetitif (competitive)
Kesimpulanya, kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber
daya ekosistem merupakan faktor utama dalam pengendalian populasi. Tidak ada
populasi yang mampu bertahan dengan kerapatan tinggi, individu yang tidak mampu
memanfaatkan sumber-sumber daya lingkungan akan tersingkir.
3. Mutualisme
dan Protokooperasi
Mutualisme di sebut juga simbiosa yang merupakan
interaksi obligatori (wajib) yang di perlukan oleh kedua belah pihak yang
berinteraksi karena keduanya saling memerlukan.
Sedangkan protokooperasi memiliki pengaruh yang sama
terhadap populasi yaitu saling memerlukan namun kadar interaksi protokooperasi
kurang atau tidak bersifat obligatori bagi kedua pihak.
4. Komensalisme
Interaksi antara individu yang memberikn keuntungan
kepada salah satu individu jenis populasi, sementara yang lain tidak memperoleh
keuntungan apa-apa namun tidak dirugikan (Setiyadi,1889).
5.
Anemsalisme.
Anemsalisme merupakan kebalikan dari komensalisme. Ini
menunjukan adanya hubungan antara individu-individu populasi ke satu merasa di
rugikan (tetapi sesat) dan organisme
populasi lain tidak di rugikan (netral). amensalisme merupakan persaingan dalam
bentuk yang lemah. Contohnya adalah proses Allelopathy dimana pada jenis
tumbuhan tertentu ada yang dapat mengahsilkan senyawa kimia tertentu dan dapat
berpengaruh/ menghalangi pertumbuhan jenis tumbuhannya.
6.
Parasitisme
Parasitisme
merupakan proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis mendapat
ke untungan, dalam hal ini di sebut parasit sedangkan yang kedua menderita kerugian
(sebagai inang)
7. Pemangsaan
atau Predator
Pada tipe interaksi ini salah satu
spesies menjadi pakan lawan spesies interaksinya. Proses ini fundamental
terhadap rantai pakan di atas jenjang autotropik.akibat proses mangsa-memangsa
jumlah populasi mangsa berkurang, tetapi mekanisme putaran umpan balik
komunitas dapat mengendalikan jumlah populasi pemangsa.s
2.2 Jagung
Tanaman
jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat, jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah
bahkan pada kondisi tanah yang agak kering.
Tanaman
jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam ordo Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili
Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung
memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang
rumbuh dari radikula dan embrio, akar
adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar udara (brace root) (Sudjana et. al., 1991).
Batang jagung berbentuk silindris dan
terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda
tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Goldsworthy dan Fischer,
1992). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 C dengan
curah hujan 500-1500 mm per tahun. Pada
proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30C. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun
tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada tanah
yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah 5,5-7,0 (Suprapto dan Marzuki,
2002).
Pertumbuhan
tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang
ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji
yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Saat panen jagung yang
jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena
berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. Tanaman jagung
membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
No comments