Breaking News

BAGAIMANA DNA BERASAL MULA?

Pertanyaan bagaimana molekul yang dirancang secara luar biasa seperti DNA berasal mula adalah salah satu dari ribuan jalan buntu yang dihadapi evolusionis. Karena berusaha keras menjelaskan kehidupan melalui “peristiwa kebetulan”, teori evolusi tidak pernah dapat menjelaskan sumber dari informasi luar biasa yang begitu sempurna dan cermat dikodekan di dalam DNA.
Lebih jauh lagi, pertanyaannya tidak hanya bagaimana rantai DNA bermula. Keberadaan dari rantai DNA itu sendiri, dengan kapasitas informasi yang luar biasa yang dimilikinya, tidak ada artinya jika sendirian. Agar dapat merujuk kepada kehidupan, enzim-enzim yang membaca rantai DNA ini, mengopi mereka dan memproduksi protein, juga harus ada. (Enzim adalah molekul raksasa yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam sel yang mereka lakukan dengan kepresisian sebuah robot.)
Gampangnya, agar dapat berbicara tentang kehidupan, baik bank data yang kita sebut DNA, maupun mesin untuk melakukan produksi dengan membaca data pada bank harus ada secara bersamaan.
Yang mengejutkan, enzim itu sendiri, yang membaca DNA dan melaksanakan produksi sesuai dengan itu, diproduksi sesuai dengan kode di dalam DNA. Artinya, ada sebuah pabrik di dalam sel yang membuat banyak jenis produk, dan juga merakit robot dan mesin yang melaksanakan produksi ini. Pertanyaan bagaimana sistem ini – yang tidak akan berguna jika ada kerusakan kecil di mekanismenya yang mana pun – bermula, itu saja sudah cukup untuk menghancurkan teori evolusi.
Evolusionis Jerman Douglas R. Hofstadler, menyatakan keputusasaannya di hadapan pertanyaan ini:
“Bagaimana Kode Genetik, juga mekanisme untuk penerjemahannya (ribosom dan molekul RNA) berawal?” Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan rasa takjub dan terpesona, dan bukan dengan sebuah jawaban. 5
Pemuka evolusionis lainnya, ahli biologi molekuler terkenal di dunia, Leslie Orgel, lebih terbuka tentang hal ini:
Sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat, yang masing-masingnya memiliki struktur yang kompleks, muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, SESEORANG MUNGKIN HARUS MENYATAKAN BAHWA SESUNGGUHNYA KEHIDUPAN TIDAK DAPAT BERASAL MULA SECARA KIMIAWI.6
Mengatakan bahwa “kehidupan tidak mungkin pernah berasal mula secara kimiawi” sama dengan mengatakan bahwa “kehidupan tidak pernah dapat berasal mula dengan sendirinya”. Pengakuan atas kebenaran pernyataan ini menghasilkan kesadaran bahwa kehidupan diciptakan secara sadar. Namun karena alasan-alasan ideologis, para evolusionis tidak mengakui fakta, bukti nyata yang ada di depan mata mereka ini. Untuk menghindar dari mengakui keberadaan Tuhan, mereka mempercayai skenario tidak masuk akal, yaitu kemustahilan yang juga mereka yakini.
Dalam bukunya “Evolution: A Theory in Crisis”, yang membahas ketidakabsahan teori evolusi, seorang ahli biologi molekuler terkenal, Prof. Michael Denton, mengungkapkan kepercayaan tidak masuk akal para Darwinis:
Bagi mereka yang skeptis, gagasan bahwa program genetis organisme tingkat tinggi hampir sama dengan ribuan juta bit informasi, yang ekivalen dengan urutan huruf dalam seribu jilid buku yang memuat beribu-ribu algoritma rumit dalam bentuk kode yang mengendalikan, menentukan dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan bermiliar-miliar sel organisme kompleks, murni dihasilkan oleh sebuah proses acak, benar-benar MELECEHKAN AKAL MANUSIA. AKAN TETAPI, GAGASAN TERSEBUT DITERIMA DARWINIS TANPA SEDIKIT PUN KERAGUAN — PARADIGMA INI JUSTRU DIUTAMAKAN! 7
Memang, Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.

No comments