Breaking News

Prospek Karbofuran Untuk Masa Depan

Pemakaian insektisida karbofuran dimasa yang akan datang perlu dipertimbangkan lagi dari segi keuntungan dan kerugiannya serta dampaknya terhadap lingkungan baik  terhadap tanaman, serangga target maupun non target, mamalia, dan tanah pertanian yang secara langsung maupun tidak langsung menerima perlakuan atau pemaparan insektisida.
Karbofuran ditinjau dari efektifitasnya mengendalikan hama adalah sangat efektif karena kemampuannya untuk membunuh  serangga-serangga yang tinggal pada bagian-bagian tersembunyi dalam tubuh tanaman.  Kemampuan tersebut disebabkan oleh sifat bahan aktif yang sistemik, dan penyusunan formulasinya yang granular, dengan demikian aplikasinya dapat diberikan dalam bentuk sebaran (broadcasting) atau pembenaman (soil incorporating) cara ini menyebabkan karbofuran mampu mencapai system perakaran dan kemudian dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman (Martono, et. al., 1993).
Karbamat dibandingkan dengan khlor-hidrokarbon, maka persistensinya masih lebih rendah sedang daya racunnya jauh lebih tinggi selain itu sebagai racun syaraf dengan menghambat enzim asetilkholinesterase karbamat bersifat non spesifik sehingga daya racunnya tinggi untuk serangga dan mamalia (Matsumura, 1985 cit.  Martono, et. al., 1993).
Keefektifan karbofuran ternyata kurang didukung oleh petani dalam hal aplikasinya di lapangan, petani cenderung melakukan aplikasi tidak sesuai dengan anjuran sehingga dampaknya berupa terjadinya resistensi dan resurjensi (Mahrub, 1992 dan Metcalf, 1982 cit.  Martono 1993).  Selain itu teknik penggunaan oleh petani masih belum seragam sehingga hal ini sangat mempengaruhi efektifitasnya.  Supriyadi cit.  Martono (1993) menyatakan bahwa bahwa cara menaburkan “broadcasting” bila tidak diikuti dengan pembenaman seringkali tidak efektif untuk menekan populasi hama.
Penelitian Mariyono (2002) menunjukkan bahwa serangan hama meningkat secara nyata sebagai akibat peningkatan aplikasi pestisida.  Keadaan ini tidak sesuai dengan harapan yaitu serangan hama akan turun jika dilakukan aplikasi pestisida.  Hal ini dapat terjadi karena jika aplikasi pestisida kurang tepat menyebabkan keadaan akan menjadi berbalik. 
Kesalahan dalam mengaplikasi pestisida dapat menyebabkan serangan hama menjadi lebih banyak karena telah terjadi resistensi dan resurjensi, yaitu hama menjadi tahan terhadap pestisida dan jumlahnya semakin banyak setelah aplikasi pestisida.
Rola & Phrabu (1993) cit. Mariyono (2002) menyebutkan  bahwa ada beberapa pestisida telah terbukti dapat menyebabkan resurjensi wereng coklat, dan diantara pestisida tersebut ada yang beredar di pasaran menyebabkan resurjensi wereng coklat, dan diantara pestisida tersebut ada yang beredar di pasaran Yogyakarta yaitu,  karbofuran, deltametrin dan fentoat.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang dampak dari insektisida termasuk didalamnya karbofuran maka kedepan penggunaannya harus dipikirkan kalau memang terpaksa maka perlu diperhatikan tentang lima T yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat aplikasi, tepat sasaran, dan tepat formulasi.  Sehingga efektifitas dari insektisida karbofuran akan tercapai hal ini karena karbofuran masih dianggap merupakan insektisida yang efektif dan direkomendasikan untuk mengendalikan beberapa hama, diantaranya hama penggerek batang padi.

No comments