Breaking News

Urgensi Pengurangan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Rata-rata emisi tahunan karbondioksida di dunia meningkat pesat tiga kali lipat pada kurun mulai tahun 2000 hingga sekarang, bila dibandingkan dengan era tahun 1990-an. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar penyumbang emisi karbon di dunia setelah China dan Amerika Serikat (AS). Masnellyarti (2009) menjelaskan total sumber emisi Indonesia terdiri atas konversi hutan dan lahan sebesar 36%, emisi penggunaan energi sebesar 36%, emisi limbah 16%, emisi pertanian 8% dan emisi dari proses industri 4%.
           
            Emisi gas-gas seperti CO2, CH4, N2O, CF4, C2F6 memberikan dampak perubahan iklim global. Gas ini yang menyebabkan terjadinya suhu udara di atmosfer seperti di rumah kaca yang kemudian dikenal sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). GRK ini telah menyebabkan bumi kian menjadi panas karena tersekap oleh kondisi yang dimunculkan oleh emisi gas yang diproduksi oleh kegiatan industri, transportasi dan aktivitas manusia yang lainnya yang menggunakan sumber energi fosil serta berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap CO2 akibat deforestasi.
           
            Kegiatan transportasi    menghasilkan emisi gas berupa CO2, CO, bahkan mengandung Pb. Gas buang kendaraan bermotor akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Hal ini disebabkan manusia akan semakin mobile dan membutuhkan kendaraan dalam kehidupannya. Jika terdapat jalur hijau di sepanjang tepian jalan, emisi gas buang kendaraan bemotor dapat segera diserap oleh tanaman sehingga dampak buruknya dapat dikurangi. Akan tetapi, pembangunan pemukiman maupun gedung-gedung lainnya sering menyebabkan lahan tepian semakin berkurang. Lahan yang sempit menyebabkan terbatasnya daerah untuk penanaman pohon penyerap emisi gas buang kendaraan. Emisi gas buang akan menumpuk di atmosfer dan semakin menambah konsentrasi gas rumah kaca yang berbahaya bagi bumi.

No comments