Breaking News

Tanah sebagai ujud

Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu mintakat (zone) yang disebut pedosfer tersusun atas massa lepas (loose) berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur dengan bahan organik. Pedosfer merupakan mintakat tumpang‑tindih (overlap) dan saling tindak (interaction) litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Maka tanah merupakan gejala lintas‑batas antar berbagai gejala alam permukaan daratan. Pedosfer berujud suatu persinambung (continuum) sehingga tidak terpilahkan atas bagian‑bagian farik (discrete). Ke arah samping sifat‑sifat tanah berubah secara berangsur.
Menurut asal‑usul, tanah merupakan hasil alihrupa (transformation) dan alihtempat (translocation) bahan mineral dan organik yang terjadi di permukaan daratan di bawah pengaruh faktor‑faktor lingkungan selama waktu sangat panjang, dan membentuk tubuh dengan tatarupa tertentu (Schroeder, 1984). Sebutan "tubuh" menandakan bahwa tanah merupakan bangunan bermatra tiga, dua matra berkenaan dengan luas bentangan dan satu matra berkenaan dengan tebal. Sifat‑sifat tanah muncul dan berkembang sebagai hasil proses yang berlangsung selama waktu sangat panjang. Maka waktu menjadi matra keempat tanah. Dengan demikian tanah disebut bangunan bermatra empat, atau sistem raung‑waktu. Ini berarti hakekat tanah hanya terfahami secara baik kalau setiap gejala tanah didudukkan menurut ruang dan waktu.
Sifat tanah beragam, baik ke arah samping maupun ke arah vertical menurut keragaman faktor‑faktor lingkungan yang mempengaruhi pembentukan tanah. Tampakan tanah yang berkaitan dengan pola agihan vertical sifat‑sifat tanah disebut morfologi tanah. Bidang irisan tegak sepanjang tubuh tanah yang menampakkan morfologi tanah disebut profil tanah. Profil tanah menjadi kriterium klasifikasi tanah. Pola agihan menyamping sifat‑ sifat tanah menjadi kriterium pemilahan daerah bentangan jenis‑jenis tanah dalam pemetaan tanah.
Tanah merupakan salah satu tampakan alamiah bentanglahan bersama dengan tampakan alamiah yang lain seperti sungai, rawa, gunung, hutan, dsb. Keseluruhan tampakan tanah dalam waktu, suatu wilayah membentuk bentanglahan  yang menjadi salah satu ciri wilayah bersangkutan.
Ada lima faktor pokok yang menentukan kemaujudan. (existence) tanah dan rona bentanglahan, yaitu bahan induk tanah, timbulan (relief) atau bentuklahan (landform), iklim, organisme, dan waktu. Faktor pembentuk tanah ialah keadaan atau kakas (force) lingkungan yang berdaya menggerakkan proses pembentukan tanah atau memungkinkan proses pembentukan. tanah berjalan. Proses pembentukan tanah berlangsung dengan berbagai reaksi fisik, kimia dan biologi, melalui tiga tahapan : (1) mengubah bahan mentah berupa batuan atau timbuhan bahan organik menjadi bahan induk tanah, (2) mengubah bahan induk tanah menjadi bahan tanah, dan (3) menata bahan tanah menjadi tubuh tanah dengan profil tertentu.
Bahan induk tanah menyediakan bahan untuk diubah menjadi bahan tanah. Timbulan menampilkan tampakan tinggi tempat, kelerengan dan kiblat lereng. Tinggi tempat biasanya berkaitan dengan jeluk (depth) air tanah. Timbulan berperan dalam mengagihkan (distribute) energi dan bahan. lklim memiliki pelaku proses berupa curah hujan, energi pancar matahari, suhu dan angin. Organisme memiliki pelaku proses berupa vegetasi dan flora serta fauna penghuni tanah. Waktu berkenaan dengan lama proses berlangsung, berarti menentukan kegigiban kerja reaksi dalam, memunculkan sifat‑sifat tanah.
Dengan peningkatan intensitas penggunaan tanah, khusus dalam. bidang pertanian, manusia dapat dinyatakan sebagai faktor pembentuk tanah. Dengan tindakan mengolah tanah, mengatur keairan tanah (irigasi, pengatusan), memupuk, mengubah bentuk muka tanah (mendatarkan, menteras), dan mereklamasi, manusia dapat mengubah proses, tanah atau mempengaruhi lajunya yang semula dikendalikan oleh faktor‑faktor alam.

No comments