Ketergantungan Makhluk Hidup Pada Lingkungannya
Hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya dipelajari dalam
cabang biologi yang disebut ekologi lingkungan pada makhluk hidup pada dasarnya
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan biotik. Lingkungan fisik antara lain
meliputi keberadaan mineral, cahaya, kelembaban, suhu dan keasaman (pH);
sedangkan lingkungan biotik meliputi
semua makhluk hidup, tumbuhan dan hewan, yang mempunyai hubungan dengan
makhluk hidup yang bersangkutan dalam komunitas biotik.
Di dalam komunitas biotik makhluk hidup
satu sama lain tergantung, baik langsung maupun tidak langsung, selama
perjalanan hidup masing-masing. Biarpun antara sesama makhluk hidup itu saling
tergantung, mereka juga bersaing (berkompetisi) untuk memperoleh sumber daya
yang menunjang kehidupannya. Kompetisi ini dalam rangka memperoleh makanan,
mineral dan air, cahaya dan untuk wilayah kehidupannya (teritorial).
Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dapat dipergunakan
konsep-konsep biologik tentang habitat dan relung (Nasia =
niche). Habitat adalah tempat kehidupan makhluk hidup di dalam komunitas
biotik. Istilah habitat dapat mengacu kepada wilayah yang luas, seperti padang
pasir, perairan laut atau wilayah yang sangat sempit seperti usus manusia
sebagai tempat hidup berbagai macam bakteri pembusuk. Maka boleh dikatakan
bahwa habitat merupakan “alamat” makhluk hidup dalam komunitas biotik.
Relung adalah tempat hidup yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam melakukan fungsi-fungsi kehidupannya,
sehingga relung merupakan bagian yang lebih sempit dalam suatu habitat yang dan
memiliki kekhususan bagi makhluk hidup. Istilah relung mengacu pada peranan
makhluk hidup itu di dalam lingkungan biotiknya. Sebagai contoh dalam hal
makanan, pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimanakah cara makhluk hidup
memperoleh makanan, apakah mineral-mineral yang telah di serap oleh tumbuhan
dapat dikembalikan lagi ke lingkungan, apakah makhluk hidup itu sebagai
produsen atau konsumen? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
membantu kita untuk memahami istilah relung tersebut bila habitat boleh
dipadankan (diasosiasikan) dengan kata alamat, maka relung di padankan dengan
kata profesi makhluk hidup dalam lingkungan biotiknya. Oleh sebab itu,
pengertian istilah relung selain meliputi keadaan fisik dan kimia, juga
meliputi faktor-faktor biotik yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk
memelihara kehidupan dan perkembangbiakan (Baker, 1968 : 228-229)
Kalau kita meninjau berbagai komunitas
biotik makhluk hidup, kita akan memperoleh kenyataan bahwa populasi-populasi
penyusun komunitas satu dengan komuunitas lainnya tidaklah sama. Disamping itu
seandainya antara komunitas satu dengan komunitas lainnya terdapat populasi
jenis tertentu yang sama pada kedua komunitas itu, biasanya distribusi
dan kelimpahan (abudance) populasi dalam keduanya tidak sama.
Dalam hal penyebaran (distribusi) dan kelimpahan makhluk hidup, ahli ekologi
kebangsaan Amerika, yaitu Shelford, mengemukakan sebuah hukum yang dikenal
sebagai hukum toleransi “kelimpahan atau penyebaran makhluk hidup dikontrol
(dipengaruhi) oleh faktor-faktor yang melebihi tingkat toleransi maksimum dan
minimum bagi makhluk hidup”. Faktor-faktor ini lebih dipusatkan pada keadaan
iklim, topografi dan kebutuhan-kebutuhan biologi tumbuhan dan hewan. Jadi
makhluk hidup dibatasioleh beberapa faktor yang berada di atas atau di bawah
tingkatan yang dibutuhkan olehnya. Keadaan tersebut mungkin berupa banyak atau
sedikitnya cahaya, tinggi atau rendahnya kelembaban udara, banyak atau
sedikitnya mineral yang terlarut dalam air tanah, banyak atau sedikitnya
predator dan cukup atau kurangnya tempat perlindungan diri, sedikit atau
berkecukupannya faktor-faktor yang membantu keseimbangan nutrien, banyak atau
sedikitnya makhluk hidup lain yang merupakan patogen, dan sebagainya.
Satu macam faktor sudah cukup menentukan untuk
dapat membatasi pertumbuhan makhluk hidup. Sebagai contoh andaikan kandungan
nitrogen di udara di atas sebidang sawah sangat sedikit, sedangkan cahaya, air,
dan zat kimia lainnya sebagai nutrien berlebihan. Tanaman padi di sawah itu
akan berhenti melakukan pertumbuhan setelah nitrogen habis dipergunakan,
walaupun faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk kehidupannya masih dalam keadaan berlebihan
dari tingkat kebutuhan yang diperlukan. Dalam keadaan seperti ini nitrogen
adalah faktor pembatas pertumbuhan. Hukum yang menyangkut faktor pembatas ini
dikemukakan oleh ahli botani berkebangsaan Jerman, Justin Liebig, sehingga
dikenal sebagai hukum minimum Leibig. Walaupun sebenarnya Leibig hidup 70 tahun
sebelum Shelford,namun karena adanya kemiripan antara kedua hukum tersebut,maka
kemudian di gabungkan menjadi hukum toleransi liebing-shelford: ”Keberadaan,
kelimpahan, atau distribusidi tentukan oleh satu atau beberapa faktor pembatas
yang terdapat dalam keadaan di atas atau di bawah tingkatan yang dibutuhkan
oleh makhluk hidup”. Tanaman dan hewan sangat bervariasi di dalam
rentangan (range) toleransi
terhadap faktor-faktor lingkungan yang berbeda.
Miller mengidentifikasikan berbagai
pengaruh tekanan lingkungan pada tingkat organisasi biotik adalah sebagai
berikut (Miller, 1982: 95) :
1. Pada tingkat Individu:
a. Perubahan Fisika dan kimia sel tubuh
b. Gangguan Mental
c. Sedikit
atau tidak sama sekal menghasilkan keturunan
d. Kerusakan genetik (Eefek mutagenik)
e. Kelainan cacat (efek teratogenik)
f. Timbulnya jaringan kanker (efek
karsinogen)
g. Kematian
2. Pada tingkat Populasi
a. Penurunan ukuran populasi
b. Kenaikan ukuran populasi (jika predator
alaminya punah atau berkurang)
c. Perubahan sturktur umur (kematian yang
tua, muda atau yang lemah)
d. Seleksi alam dan terbentuknya idividu yang
memiliki gen-gen resinten terhadap perubahan lingkungan
e. Hilangnya keragaman genetik dan kemampuan
adaptasi
f.
Kepunahan
populasi
3. Pada tingkat komunitas-ekosistem
a. Kekacauan dalam aliran energi
- Perubahan dalam banyaknya input energi
matahari
- Perubahan dalam banyaknya panas yang
dihasilkan
- Perubahan jaringan-jaringan makanan dan
pola kompetensi
b. Gangguan dalam daur kimiawi
- Kebocoran sistem (pergantian/perubahan dari sistem tertutup
menjadi sistem terbuka)
-
Adanya
zat-zat baru (terkena buatan manusia, bahan-bahan sintetik)
c. Penyederhanaan
- Keragaman jenis menjadi redah
-
Kehilangan
kepekan jenis
-
Makin
terdesaknya habitat dan relung makhluk hidup
-
Jaring-jaring
makanan menjadi kurang kompleks
-
Stabilitas
menurun
-
Kepunahan
seluruh atau sebagian struktur dan fungsi ekosistem
-
Kembali kepada tingkat awal suksesi
Untuk
dapat memahami materi Kegiatan Belajar ini, coba Anda kerjakan latihan berikut
:
Sebuah
akuarium yang sudah “jadi” dapat dipergunakan sebagai contoh sebuah ekosistem.
Gambar di bawah ini melukiskan sebuah akuarium yang sudah jadi (catatan :
tiap makhluk hidup dalam gambar hendaklah diartikan sebagai populasi)
No comments